Unik, Pementasan Wayang Galvalume di Magelang

Photo Author
- Senin, 15 Maret 2021 | 10:05 WIB
Dalang Sih Agung Prasetyo saat mementaskan wayang dengan lakon
Dalang Sih Agung Prasetyo saat mementaskan wayang dengan lakon

MAGELANG, KRJogja.com - Pementasan wayang oleh dalang Sih Agung Prasetyo dari Magelang selama sekitar 1,5 jam digelar di halaman belakang Studio Mendut Magelang, Minggu (14/3/2021). Protokol kesehatan diterapkan dalam kegiatan ini, baik dengan dilakukan pengukuran suhu badan, memakai masker, physical distancing maupun lainnya. Alat musik gamelan untuk mengiringi jalannya pementasan juga sederhana, tidak selengkap pementasan wayang biasanya. Hanya beberapa orang yang menyaksikan pementasan ini.

Wayang yang dipentaskan dalang dengan lakon "Pandawa Gumolong" bahannya juga berbeda dengan wayang biasanya, yaitu terbuat dari bahan Nexalume. Di lokasi pementasan juga ditampilkan wayang dari bahan Galvalume dengan kondisi yang masih polos warnanya dengan ukuran lebih besar.

Baik wayang dari bahan Nexalume maupun Galvalume merupakan karya atau buatan salah satu warga dari kawasan kaki Gunung Merbabu dan Gunung Merapi Kabupaten Magelang, tepatnya dari Sanggar Saujana Dusun Keron Desa Krogowanan Kecamatan Sawangan Magelang, yaitu Sujono.

Ditemui KRJogja.com di Studio Mendut, Sujono mengatakan untuk tiang penyangga, termasuk untuk bagian pegangannya atau cempurit

-nya, menggunakan besi ukuran kecil.

Ide dasar pembuatan wayang dari bahan-bahan tersebut bermula dari temannya yang ingin membuka tempat wisata dan meminta saran kepada Sujono berkaitan dengan adanya sesuatu di luar ruangan yang mengangkat tentang kebudayaan. Sujono mengusulkan untuk membuat wayang dari bahan yang tahan terhadap cuaca, hujan dan sinar matahari.

Sujono kemudian membuat karya tersebut, salah satu karya wayang yang ukuran besar dari bahan Galvalume. Karya wayang ukuran lebih kecil juga dibuat dari bahan Nexalume, hanya saja jumlahnya belum banyak. Ada yang masih polos atau warna asli bahan yang dipakai, dan ada yang sudah diberi warna, diantaranya untuk karya tokoh utama dalam ceritera pementasan oleh dalang Sih Agung Prasetyo, yaitu gunungan dan Werkudara Wijoseno.

Sujono juga mengembangkan dalam bentuk karya inovasi seni lain, diantaranya asesoris di ruang tamu, untuk asesoris pelengkap tarian maupun lainnya.

Pementasan lakon "Pandawa Gumolong" oleh Sih Agung Prasetyo, yang diiringi grup "Sumanggem" dari Dusun Gejayan Desa Banyusidi Kecamatan Pakis Magelang ini, memperoleh perhatian banyak pihak, termasuk tokoh-tokoh dari Komunitas Lima Gunung, Corporate Secretary PT Tatalogam Lestari Yuli Yana maupun lainnya. Sebelumnya di halaman belakang Studio Mendut juga tampil Tari "Mawas Muwus Misesa" koreografer Nabila Rifany dan Adijunianto. Menurut Nabila, yang juga dari Komunitas Lima Gunung, tari ini tentang kisah Sudamala, asmara Dewi Uma dan Dewa Siwa yang berujung petaka. (Tha)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ribuan Kendaraan Kena Tilang ETLE, Ini Pelanggarannya

Sabtu, 20 Desember 2025 | 19:10 WIB

Ratusan Wisatawan Wonosobo Banjiri Pantai Dewaruci

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:50 WIB

Pendaki Gunung untuk Perhatikan Prakiraan Cuaca BMKG

Senin, 15 Desember 2025 | 10:55 WIB

Purworejo Luncurkan Gerakan Sekolah Cerdas Bermedia

Jumat, 12 Desember 2025 | 15:10 WIB
X