KEBUMEN, KRJOGJA.com - Pengaruh cuaca berupa tingginya curah hujan yang berimbas banjir di banyak lahan cabai, menjadi salah satu faktor penyebab melambungnya harga cabai di Kebumen, sejak akhir Desember 2020 lalu. Seperti harga cabai rawit merah dalam skala besar atau secara grosiran yang semula Rp 60 ribu/kilogram naik drastis menjadi Rp 80 ribu/kilogram.
"Bahkan, untuk pembelian dalam skala kecil atau eceran harganya bisa mencapai Rp 90 ribu sampai Rp 100 ribu per kilogramnya," ujar pedagang cabai di Pasar Tumenggungan Kebumen, Sopiah, di kiosnya, Minggu (03/01/2021).
Menurut Sopiah, cabai rawit merah tingkat kenaikan harganya memang paling tinggi dibandingkan cabai keriting merah dan cabai besar merah karena stok hasil panenannya di tingkat petani lebih minim. Namun, di sisi lain permintaan pasar terhadap cabai rawit merah lebih tinggi dibandingkan cabai keriting dan cabai besar merah.
"Untuk pembelian secara grosir, cabai keriting dan cabai besar merah saat ini cenderung bertahan di harga Rp 60 ribu per kilogram. Sedangkan harga cabai keriting hijau dan cabai besar hijau bertahan Rp 30 ribu per kilogram," ujar Sopiah.
Menurut sejumlah pedagang hasil bumi di Pasar Tumenggungan Kebumen, harga cabai di Kebumen cenderung terus merangkak naik sejak beberapa bulan terakhir ini atau seiring dengan tingginya curah hujan pada
penghujan kali ini. Harganya yang relatif murah saat kemarau, perlahan tapi pasti terus merangkak naik seiring berlangsungnya penghujan
"Akhirnya di awal Desember 2020 lalu, harga semua jenis cabai merah di Kebumen menjadi mahal, yaitu mencapai Rp 60 ribu per kilogram. Ternyata, memasuki tahun baru 2021 harganya tetap mahal, khususnya cabai rawit merah. Menurut info dari pemasok, harga mahal disebabkan terhambatnya petani melakukan panen di lahannya akibat terendam banjir," ujar pedagang hasil bumi Pasar Tumenggungan Kebumen, Aswati.(Dwi)