MAGELANG, KRJOGJA.com - Membudidayakan lebah madu, khususnya Lebah Klanceng (Lanceng), ternyata memiliki dmapak positif bagi ekologi alam disekitarnya. Salah satunya menghilangkan penggunaan pestisida sintetis pada tanaman disekitarnya, khususnya tanaman buah-buahan. Di sisi lain, hasil panenan warga juga akan meningkat.
Seperti yang saat ini dikembangkan oleh Pembudidaya madu Klanceng Kebon Pasinaon yang terletak di Dusun Glagah, Desa Sirahan, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang. Meski sebenarnya sudah dibudidayakan sejak tahun 2011 an, namun baru diseriusi akhir tahun 2018 lalu.
Salah satu Pembudaya Madu Klanceng, Nicko Awan Gumilang, mengatakan, dirinya mengawali budidaya madu lanceng dengan tiga koloni lebah Klanceng jenis Tetragonula Leaviceps atau Klanceng Kecil. "Saat ini sudah menjadi 30 koloni Lebah Klanceng. Jika untuk produksi madu jelas masih kurang banyak, dimana minimal ada 500 koloni. Kami baru panen madu Klanceng dua kali, hasilnya belum banyak," kata Nicko, Rabu (16/12).
Meski pun madu yang dihasilkan belum banyak, namun beberapa manfaat lain sudah bisa dirasakan. Diantaranya, ekologi alam sekitar tempat tinggalnya dapat terjaga dengan baik. Dimana agar lebah Klanceng dapat mencari madu maka keberadaan pestisida sintetis harus tidak ada.
"Kebetulan konsep Kebon Pasinaon ini adalah tempat untuk belajar anak-anak PAUD, agar bersentuhan dengan alam. Maka begitu banyak aneka pohon buah dan bunga ditempat ini, sehingga lebah Klanceng mengambil serbuk sari madu dari bunga-bunga tersebut," ungkapnya.
Dijelaskan Nicko, kedepan hal tersebut akan dikembangkan lagi dengan melibatkan masyarakat dusun untuk turut membudidayakan lebah Klanceng. Harapnya, agar hasilnya dapat menjadi nilai tambah ekonomi bagi warga sekitar sekaligus menjaga ekologi alam.
"Kedepan perlu melibatkan masyarakat, dengan demikian koloni lebah Klanceng akan semakin banyak dan produksi madu juga meningkat. Selain itu, ekologi alam di dusun yang masih banyak lahan pertanian ini, juga akan terjaga," harapnya. (Bag)