KEBUMEN KRJOGJA.com - Sekolah Rakyat Melu Bae (SRMB) pada mula kelahirannya, 13 Januari 2003 adalah nama kelompok orang yang 'tafakur' menjumpai kenyataan yang serba terbatas.
Belasan orang mendirikan kemauan bersama dalam menyikapi semua keprihatinan, intensitasnya telah mendorong perkumpulan ini menjadi pembelajaran bersama yang terbuka.Demikian penjelasan pendiri SRMB Pitra Suwita, Senin (30/11/20).
SRMB menjadi ruang kolektif yang memerdekakan orang buat menulis, bertutur dan berkarya serta melakukan komunikasi secara kreaktif. "Majelis Melu Bae menjadi semacam Sekolah Rakyat yang terbuka bagi siapa saja yang mau terlibat," tutur Pitra.
Beberapa kegiatan yang pernah dilaksanakan SRMB adalah: Ngamen Musik Puisi di sekolah SMP, SMA, SMK, dan DPRD Kebumen, pada tahun 2003. Menjadi bintang tamu pada pergelaran 1000 rebana di alun-alun Kebumen tahun 2004. Menjadi penyelenggara Arisan Teater Kebumen IV-2005. Tahun itu juga ngamen Puisi 2 di beberapa SMP, SMA, SMK. Memproduksi tujuh episode sinetron bertema " Meraih Kemuliaan Ramadhan", bersama Ratih TV Kebumen tahun 2006. Pentas Drama "Jaleg" 2009.
Beberapa kegiatan seni lainnya meliputi seni sastra, teater, musik, lukis, tari dan lain-lain, bermitra dengan para seniman Kebumen. Tahun 2019 menerbitkan antalogi bersama penulis Kebumen "Kuputarung 2" dilanjutkan " Kuputarung 3" dan cetak ulang "Kuputarung 1".
SRMB juga sering memfasilitasi pentas kesenian tradisional kolaborasi dengan seni Kontemporer produksi SRMB.
"Belum lama ini kami juga pentas bersama dengan kesenian tradisional Dangsak yang berjudul Repertoar Dangsak, melibatkan beberapa seni tari tradisi, moderen, juga musik tradisi dan kontemporer," kata Pitra yang mendirikan SRMB bersama Pekik Sat Siswonirmolo. .
Ketua SRMB sekarang Daryono Cengkim, Sekjen Dodotiro, Bendahara Darmawan Riyadi. Dari berdiri sampai sekarang jangan berharap melihat gedung sekolahnya, karena SRMB belajar di mana saja siap, Pitra menambahkan.(War)
