PURWOREJO, KRJOGJA.com – Ritual jamasan tosan aji dari koleksi Museum Tosan Aji Kabupaten Purworejo tetap dilaksanakan meskipun ditengah keterbatasan akibat pandemi Covid-19. Pada tradisi bulan Muharram atau Suro ini sebanyak 1.138 benda pusaka koleksi museum, serta benda pusaka milik masyarakat, dijamas dalam prosesi yang dipusatkan di pendopo rumah dinas bupati dan halaman museum.
“Prosesi jamasan ini tidak bisa selesai dalam satu hari karena jumlahnya cukup banyak. Tapi kami targetkan akhir bulan Suro semua sudah bersih dijamas,†kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Purworejo Agung Wibowo AP MM, Sabtu (12/9).
Dikatakan, jamasan tosan aji bertujuan untuk melestarikan budaya sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat bagaimana cara merawat pusaka. “Hanya saja karena ini masih dalam masa pandemi Covid-19, agenda yang dinanti-nanti masyarakat ini hanya disiarkan secara virtual melalui media sosial,†ungkapnya.
Menurutnya, ada lima pusaka yang dijamas secara simbolis, yang merupakan peninggalan Bupati Purworejo RAA Cokronegoro I. Diantaranya keris Tilam Upih berwujud pamor kulit semangka yang sudah berumur 350 tahun, keris Singo Barong berumur 400 tahun, tombak Kudup Melati, Kudi, dan Pedang Sabet.
Diakui, untuk kegiatan jamasan itu sendiri sebenarnya sudah mulai sejak memasuki bulan Suro. Ini hanya simbolis, dan lainnya akan dijamas setelah ritual simbolis.
“Jamasan untuk seluruh pusaka dilakukan secara bertahap karena tidak mungkin diselesaikan dalam satu hari,†kata Agung Wibowo seraya menambahkan, museum juga menerima dititipkan dari masyarkat untuk ikut dijamas. Disamping pula, masyarakat juga bisa ikut menjamas jika memiliki tosan aji. (Nar)