DKP Rekonstruksikan Wayang Gagrag Bagelenan

Photo Author
- Jumat, 11 September 2020 | 15:12 WIB
Pentas wayang Gagrag Bagelenan di Purworejo (Foto : Jarot Sarwosambodo)
Pentas wayang Gagrag Bagelenan di Purworejo (Foto : Jarot Sarwosambodo)

PURWOREJO, KRJOGJA.com - Dewan Kesenian Kabupaten Purworejo (DKP) merekonstruksi kembali wayang kulit Gagrag Bagelenan. DKP menggelar webinar nasional membahas eksistensi wayang kulit khas Purworejo itu, kemudian melaksanakan pentas rekonstruksi secara daring di Rumah Budaya Sae Laras Kaligono, Kecamatan Kaligesing.

"Setelah sangat lama tidak dipentaskan, DKP mencoba menggali lagi dan mengangkat potensi itu," ungkap Ketua Gugus Tugas Revitalisasi Gagrag Bagelenan Dr Sudibyo MHum, Jumat (11/9).

Wayang Gagrag Bagelenan ada sejak ratusan tahun silam, tapi sempat tidak mendapat perhatian. Bahkan tidak ada pentas yang mengangkat pakeliran gaya Purworejo itu selama puluhan tahun terakhir.

DKP, lanjutnya, melakukan servey selama kurang lebih setengah tahun untuk mengidentifikasi eksistensi seni tersebut. Hasilnya, masih ada dalang yang menyimpan koleksi wayang kulit gaya Bagelenan, bahkan seniman pembuat wayang dengan gaya itu juga masih beraktivitas.

Bahkan, ada tokoh kolektor di Berlin Jerman dan Yale University Amerika Serikat, mengoleksi beberapa tokoh wayang Gagrag Bagelenan itu. "Kalau kolektor di dua tempat yang sangat bergensi itu mengoleksi wayang Kaligesingan, maka pasti memiliki nilai yang sangat tinggi. Nilai itu antara lain karena kelangkaannya," terang Dosen Fakultas Ilmu Budaya UGM Yogyakarta itu.

Ketua DKP Angko Setiyarso Widodo mengemukakan, dewan kesenian akan melakukan berbagai langkah untuk mendorong munculnya wayang Gagrag Bagelenan hingga menjadi sajian yang utuh. Latihan-latihan dan pentas rekonstruksi menjadi sarana memajukan wayang khas Purworejo itu.

Salah satu kendala mengangkat kembali wayang adalah terbatasnya penutur dan pelaku yang memahami seni khas Purworejo itu secara utuh. Penyebabnya antara lain pementasan wayang itu memang sudah sangat lama tidak dilakukan. "Maka kami melakukan riset, mencari literatur, bahan untuk merekonstruksi kembali bagaimana bentuk pementasan wayang itu. Hasilnya kami pentaskan dan terus dievaluasi agar pentas-pentas berikutnya lebih lengkap lagi," paparnya.

Menurutnya, sejumlah dalang di Purworejo menyatakan siap dan sepakat untuk berlatih bersama secara bergantian di sanggar mereka. Beberapa dalang cilik juga akan diikutkan dalam latihan untuk mengenalkan wayang khas itu. Selain itu, DKP juga mencari dukungan dengan menjalin komunikasi dengan berbagai pihak. Antara lain mengajukan proposal permohonan Fasilitasi Bidang Kebudayaan Tahap II Tahun 2020 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Proposal itu mendapat tanggapan positif.

"Semoga proposal disetujui sehingga DKP bisa kembali menggelar pentas. Selama ini anggaran DKP dari Pemkab Purworejo memang sangat minim sehingga kami berupaya untuk menempuh berbagai upaya, termasuk menggandeng donatur serta Diaspora Purworejo yang peduli dengan pengembangan seni budaya," ujarnya.(Jas)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ribuan Kendaraan Kena Tilang ETLE, Ini Pelanggarannya

Sabtu, 20 Desember 2025 | 19:10 WIB

Ratusan Wisatawan Wonosobo Banjiri Pantai Dewaruci

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:50 WIB

Pendaki Gunung untuk Perhatikan Prakiraan Cuaca BMKG

Senin, 15 Desember 2025 | 10:55 WIB

Purworejo Luncurkan Gerakan Sekolah Cerdas Bermedia

Jumat, 12 Desember 2025 | 15:10 WIB
X