FGD Dinsos dan Camat : Masih Banyak Bansos Tak Tepat Sasaran

Photo Author
- Sabtu, 15 Agustus 2020 | 07:07 WIB
Dinsos PMD Wonosobo gelar FGD bersama para Camat dan pendamping PKH bahas bansos yang tidak tepat sasaran. (Ariswanto)
Dinsos PMD Wonosobo gelar FGD bersama para Camat dan pendamping PKH bahas bansos yang tidak tepat sasaran. (Ariswanto)

WONOSOBO, KRJOGJA.com- Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dinsos PMD) Wonosobo menggelar rapat koordinasi bersama para Camat dan petugas pendamping sosial Program Keluarga Harapan (PKH) sebagai sarana untuk mencari solusi mengatasi ketidaktepatan sasaran penerima bantuan sosial (bansos), di Resto Ongklok Wonosobo, Jumat (14/8).

Hadir dalam kegiatan ini Sekretaris Dinsos PMD Wonosobo Retno Eko SN didampingi Kabid Sosial Umarno, Koordintor PKH Regional Jawa Anang Megocahyo, Korwil PKH Jateng 2 M Arif Rohman Muis, Korkab PKH Wonosobo Yosi Gita Perdana dan Sugiyono, serta para camat se-Kabupaten Wonosobo.

Koordinator PKH Regional Jawa Anang Megocahyo, menegaskan bahwa rakor dikemas dalam Focus Group Discussion (FGD) ini menjadi sarana penyamaan persepsi bahwa PKH merupakan bansos bersyarat yg diperuntukkan kepada keluarga pra sejahtera dengan kriteria ibu hamil, balita, anak sekolah, lanjut usia, dan disabilitas berat yang harus masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

Melalui FGD ini, maka kebuntuan perubahan DTKS diharapkan bisa terselesaikan dengan pemahaman bersama. Termasuk permasalahan masih ditemukannya ketidaktepatan penerima bansos. "Permasalahan yang terjadi di mulai dari belum dipahaminya alur dan sistem pengelolaan DTKS, maka penting keberanian perubahan data pada DTKS dan pemilihan penerima manfaat yang tepat sasaran sesuai tingkatan sosial di masyarakat," tandasnya.

Jadi, lanjutnya, agar pelaksanaan PKH berhasil sesuai tujuan program, perlu mendapat dukungan semua pihak, baik dari pemerintah pusat, daerah, kabupaten/kota, desa hingga stake holder terkait. Oleh sebab itu, diperlukan sosialisasi dan koordinasi secara rutin kepada para pemangku kebijakan.

"Pentingnya koordinasi antara pemangku kebijakan tingkat kecamatan dengan SDM PKH, agar terjadi keselarasan dan sinergitas dalam pelaksanaan PKH. Seperti meminimalisir beberapa kendala yang ada di lapangan. Termasuk adanya sejumlah penerima bansos yang kurang tepat sasaran," paparnya.

Terpenting lagi adalah dalam pelaksanaan tugasnya, para pendamping sosial PKH harus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan bisnis proses PKH. Mulai dari validasi calon keluarga penerima manfaat (PKM), pemutakhiran data, verifikasi komitmen, penyaluran bansos, hingga pelaksanaan P2K2 dan Graduasi.

Sekretaris Dinsos PMD Wonosobo Retno Eko SN, mengatakan bahwa sesuai amanat Undang-Undang, Pemerintah Daerah termasuk Pemerintah Desa memiliki hak dan kewajiban untuk melakukan pembaruan data kemiskinan warganya melalui aplikasi SIKS-NG yang menjadi pintu masuk terhadap perubahan DTKS.

Untuk itu, lanjutnya, diperlukan sinergitas yang lebih baik lagi. Mulai dari SDM PKH, Pemerintah Kecamatan dan Desa untuk bersama-sama mengawal agar program PKH berjalam maksimal dan berkelanjutan. (Art)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ribuan Kendaraan Kena Tilang ETLE, Ini Pelanggarannya

Sabtu, 20 Desember 2025 | 19:10 WIB

Ratusan Wisatawan Wonosobo Banjiri Pantai Dewaruci

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:50 WIB

Pendaki Gunung untuk Perhatikan Prakiraan Cuaca BMKG

Senin, 15 Desember 2025 | 10:55 WIB

Purworejo Luncurkan Gerakan Sekolah Cerdas Bermedia

Jumat, 12 Desember 2025 | 15:10 WIB
X