Bandingkan Rokok Lebih berbahaya dari Covid-19, Pernyataan Jubir GTPP Diprotes

Photo Author
- Selasa, 16 Juni 2020 | 07:07 WIB
Rokok-batang-juh-1
Rokok-batang-juh-1

TEMANGGUNG, KRJOGJA.com - Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (DPN APTI) memprotes pernyataan juru bicara pemerintah untuk COVID-19, dr Reisa Broto Asmoro yang menyatakan bahaya merokok jauh lebih parah dibanding COVID-19.

Ketua umum DPN APTI Agus Parmuji mengatakan penyampaian dokter Reisa di media (12/6/2020) bahwa faktor resiko kematian akibat rokok lebih berbahaya dari pada Covid-19 mengandung makna bersayap.

Menurut Agus Parmuji, pernyataan Reisa sama saja mengaburkan konsentrasi masyarakat tentang upaya untuk mencegah penularan virus corona. Dan juga melemahkan program Pemerintah tentang program penanaman kesadaran pribadi berkaitan dengan protokol kesehatan. " Pernyataan dr Reisa bahkan cenderung berdampak melawan terhadap gencarnya sosialisasi pemerintah," tegas Agus Parmuji, Senin (15/06).

Dia mengatakan dr Reisa wajib belajar filosofi orang Jawa tentang “Aja Kuminter Mundak Keblinger, Aja Cidra Mundak Cilaka” yang berarti jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah, jangan suka berbuat curang agar tidak celaka.

"Artinya anda salah arah dalam mendalami ilmu penanganan Covid-19 yang mana malah membenturkan dengan resiko bahaya yang lain tanpa informasi pengelompokan atau mitigasi bahaya yang jelas dan dampak yang jelas," terangnya.

Agus menegaskan kembali bahwa pandangan dokter Reisa tentang paparan bahaya Covid-19 yang sudah memporakporandakan banyak negara sudah tertutup oleh konspirasi bisnis nikotin atau konspirasi anti tembakau.

"Perlu kami sampaikan ketika menyebut rokok lebih berbahaya daripada penyebaran bahaya Covid-19 itu agak curang dalam menyampaikan informasi," imbuhnya.

Sederhananya terang dia dengan adanya durasi kedatangan Covid-19 di Indonesia yang baru 3 bulan sudah membingungkan negara dan menghabiskan banyak anggaran. Berbeda dengan paparan rokok malah negara diuntungkan dengan pundi-pundi pemasukan cukai bahkan sangat berdampak baik terhadap sektor perputaran ekonomi lokal pedesaan.

Lebih lanjut Agus mengatakan mengingat sebatang rokok mengandung bahan baku nasional yaitu tembakau, maka dengan pernyataan dr Reisa di media beberapa waktu lalu sangat mendiskreditkan dan menyakiti hati petani tembakau sebagai komponen bangsa, dimana pihaknya sampai saat ini masih menggantungkan penyerapannya oleh industri tembakau nasional.

Agus yang juga petani tembakau itu, mempertanyakan apakah pernyataan Reisa mengandung maksud lain atau hanya untuk mengaburkan kurang maksimalnya dia dalam membantu negara dalam menangani wabah corona atau ada chanel konspirasi internasional.

"Apabila bu dokter Reisa ingin mendalami ilmu tembakau dan ekonomi pedesaan, monggo ibu datang ke tempat kami atau kami yang sowan ke ibu," pungkasnya. (Osy)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ribuan Kendaraan Kena Tilang ETLE, Ini Pelanggarannya

Sabtu, 20 Desember 2025 | 19:10 WIB

Ratusan Wisatawan Wonosobo Banjiri Pantai Dewaruci

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:50 WIB

Pendaki Gunung untuk Perhatikan Prakiraan Cuaca BMKG

Senin, 15 Desember 2025 | 10:55 WIB

Purworejo Luncurkan Gerakan Sekolah Cerdas Bermedia

Jumat, 12 Desember 2025 | 15:10 WIB
X