TEMANGGUNG, KRJOGJA.com - Bulan sempurna bercahaya dan malam mulai larut, saat kesenian Liong yang dimainkan generasi milenial keturunan tionghoa di Temanggung pentas di plataran Klenteng Kong Ling Bio atau Cahaya Sakti Temanggung, Sabtu (8/2).
'Sang Naga' itu meliuk-liuk seakan terbang di tengah cahaya rembulan. Kadang kepala tegak keatas, sesaat kemudian mematuk, dan merayap ke tanah. Barongsai melompat-lompat kian kemari mmenunjukkan keperkasaanya dan tidak jarang menggoda 'Sang Naga.
Warga yang menonton pertunjukkan tidak hentinya berdecak kagum. Diakhir pementasan mereka pun bertepuk tangan sebagai apresiasi terhibur dan kepuasan. Pelajaran hidup yang tersirat dalam pementasan tersampaikan, yakni hidup berdampingan dalam keanekaragaman untuk menuju ketingkat peradaban dan kesejahteraan  di tahun tikus.
Kepala Klenteng Kong Ling Bio Temanggung Edwin Nugroho mengatakan, perayaan cap go meh selalu dilakukan tiap malam bulan purnama pertama sejak pergantian tahun, atau tepatnya 15 hari setelah tahun baru imlek. " Pementasan ini untuk menutup rangkaian acara imlek yang telah berlangsung 15 hari. Pementasan juga sebagai pesan untuk hidup berdampingan dalam keanekaragaman," kata dia usai pementasan.
Dia mengatakan sebelum pentas, umat Tri Dharma sembahyang dan berdoa bersama di klenteng. Umat berdoa agar tanah air Indonesia aman tentram dan masyarakatnya sejahtera. Doa yang sama juga dipanjatkan untuk masyarakat Temanggung.
" Kami ingin tanah air kami juga dijauhkan dari segala bencana, angin bertiup lembut dan hujan turun pada musimnya," kata Edwin.
Dia mengatakan usai bersembahyang dilakukan pemilihan locu atau umat yang khusus melayani para dewa. Tugas locu adalah menyiapkan persembahan untuk dewa dewi tiap kali sembahyang. Sedikitnya ada 20 orang yang mendaftarkan diri menjadi locu. ( Osy)