KEBUMEN, KRJOGJA.com - Berjangkitnya antraks di Kabupaten Gunungkidul saat ini mendorong Dinas Pertanian dan Pangan (Distapang) Kebumen melakukan sejumlah antisipasi penyebarannya di Kebumen.
"Setelah memantau kondisi kesehatan sapi di kandang-kandang peternak sapi Kebumen, kami juga melakukan KIE (komunikasi informasi dan edukasi) terhadap peternak sapi di semua Puskeswan (pusat kesehatan hewan) di Kebumen. Mulai hari ini kami melakukan pengambilan sampel darah sapi di Pasar Hewan Kebumen di Desa Argopeni Kebumen," ujar Kasi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veternir Dinas Pertanian dan Pangan (Distapang) Kebumen, Marti Ike Wahyu Erawati MP, di ruang kerjanya, Rabu (22/01/2020).
Selanjutnya, Jum'at (24/01/2020), pengambilan sampel darah sapi dilakukan di Pasar Hewan Purbowangi Buayan Kebumen. Adapun jumlah sapi yang dijadikan sampel pengambilan darah di dua pasar hewan tersebut masing-masing 25 ekor. Sampel darah selanjutnya dikirimkan ke Balai Besar Veteriner Wates Kulonprogo.
"Pengambilan sampel darah dilakukan di dua pasar hewan itu karena di dua tempat itulah banyak sapi dari berbagai daerah di Jawa Tengah dan DIY diperdagangkan, seperti Wonosobo, Purworejo, Banyumas dan Kulonprogo," ujar Marti.
Selain pengambilan sampel darah, di Pasar Hewan Kebumen para petugas Distapang juga meminta SKKH (surat keterangan kesehatan hewan) kepada para pedagang luar Kebumen yang membawa sapi ke pasar tersebut.
"Bila tak membawa SKKH, secara tegas kami melarang mereka menurunkan sapi mereka di pasar hewan. Berdasarkan pengalaman kami tahun lalu dan beberapa hari lalu, banyak pedagang yang bersikeras menolak kebijakan kami ini. Tapi kami tetap tegas dengan aturan itu," ujar Marti.
Kendati hingga Rabu di Kebumen belum ditemukan kasus antraks pada sapi, namun Distapang Kebumen memandang penting adanya koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kebumen maupun RSUD Dr Sudirman Kebumen, agar diwaspadai pula kemungkinan penularan antraks kepada manusia di Kebumen. (Dwi)
