PURWOREJO, KRJOGJA.com - Wisatawan objek wisata pantai di Kabupaten Purworejo diminta mewaspadai ombak tinggi. Basarnas Pos Unit Siaga Congot di Desa Jogoboyo Kecamatan Purwodadi dan relawan mengintensifkan pengawasan mengingat masih banyak pengunjung yang nekat mandi serta bermain air di pantai selatan itu.
Koordinator Basarnas Pos Unit Siaga Congot Sunardi mengatakan, jumlah pengunjung sudah berkurang karena pemudik sudah masuk kerja. "Namun sekolah masih libur dan masih banyak berkunjung ke pantai, terutama anak-anak," ungkapnya kepada KRJOGJA.com, Selasa (11/6).
Mandi di pantai, lanjutnya, adalah aktivitas yang sangat berbahaya karena perairan selatan Jawa dipenuhi lebeng atau rip current. Lebeng adalah arus balik ke tengah laut yang deras dan mampu menyeret dan menenggelamkan benda termasuk manusia. Lebeng ditandai dengan perairan yang tenang dan tidak ada ombak besar. "Ombak besar pecah di perairan samping kanan dan kiri, lalu arusnya masuk ke tengah kemudian kembali ke laut. Karena itu perairan lebeng tenang, tapi arus bawah permukaannya sangat deras," tuturnya. Â
Kecelakaan akibat lebeng dialami Aksana Lukman Fauzi (16), pemudik asal Desa Duren Kecamatan Klari Karawang Jawa Barat di Pantai Desa Jetis Kecamatan Grabag. Korban terseret arus deras ketika mandi di pantai. Namun korban berhasil diselamatkan relawan penjaga pantai dan polisi yang berjaga di kawasan itu. "Diselamatkan dan sempat dirawat di rumah sakit di Kutoarjo. Mengingat rawannya kondisi laut, kami minta wisatawan waspada, jangan nekat bermain air apalagi mandi," tegasnya.
 Â
Sementara itu, Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Pencegahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purworejo Edi Purwanto menambahkan, gelombang perairan selatan Jawa Tengah diprakirakan mencapai enam meter. Gelombang berpengaruh pada tingginya ombak di pantai selatan Jawa. (Jas)