PURWOREJO, KRJOGJA.com - Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) warga Kelurahan Borokulon Kecamatan Banyuurip Kabupaten Purworejo mengeluhkan sepinya perdagangan pascarelokasi. Omzet penjualan untuk pedagang makanan bahkan turun hingga 90 persen dari kondisi sebelum pindah.Â
Sebanyak 17 PKL yang awalnya berjualan di kios barat Monumen Jenderal Oerip Sumoharjo atau Patung Kuda. "Tapi sejak Februari 2018, kami dipindah karena kios masuk gambar pembangunan Rumah Sakit Tipe C," kata pedagang aneka makanan Bambang Waluyo, kepada KRJOGJA.com, Kamis (23/8/2018).Â
Pedagang pindah ke tepi jalan lingkar yang baru dibangun pemerintah di sisi timur Patung Kuda. Hanya empat dari 17 pedagang pemilik kios mau membangun lapak jualan di lokasi baru karena alasan sepi. Bambang mengaku nekat karena berjualan makanan adalah usaha satu-satunya untuk menghidupi keluarga.Â
Setelah beroperasi, Bambang mengaku paling banyak mendapat omzet Rp 200 ribu perhari. Padahal sebelum pindah, kios makanan itu mampu menjual hingga Rp 1,5 juta perhari. "Selain jalan masih sepi, adanya PKL musiman dan bukan anggota paguyuban yang berjualan di jalan dekat proyek rumah sakit juga menurunkan penjualan kami," tuturnya.Â
Pedagang lain Jumantri menambahkan, paguyuban membuat surat kepada Bupati Purworejo Agus Bastian SE MM untuk membantu mengatasi masalah PKL liar. Surat tersebut ditindaklanjuti Satpol PP dengan investigasi dan melakukan upaya penertiban.Â
Paguyuban 17 pedagang juga diundang untuk bermusyawarah bersama Pemkab Purworejo di Kantor Kelurahan Borokulon, Senin siang. "Hasilnya kami sepakat bahwa pedagang yang boleh jualan hanya 17 anggota paguyuban tidak bertambah dan diluar itu adalah liar," tegasnya.(Jas)