KEBUMEN KRJOGJA.com - Khawatir menemui kegagalan, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kebumen saat ini belum menerapkan budidaya lele dengan sistem biofolk kepada petani ikan di Kebumen. Dikarenakan, sedang diujicobakan di Balai Benih Ikan (BBI) Pringtutul di Desa Pringtutul Kecamatan Rowokele Kebumen.
"Mengingat proses uji cobanya hingga saat ini belum selesai, kami belum menerapkannya kepada petani ikan di Kebumen karena khawatir akan terjadi kegagalan," ujar Kasi Pengelolaan dan Pembudidayaan Ikan DKP Kebumen, Musrianto, di BBI Pringtutul, Senin (30/07/2018).
Menurut Musrianto, DKP Kebumen saat ini belum menguasai secara baik tehnik budidaya lele sistem biofolk. Dari 3 tahap uji coba yang direncanakan, hingga Juli 2018 baru diselesaikan 2 tahap.Â
"Mengingat merupakan sistem yang baru bagi kami dan kami baru mengenalnya di tahun 2018 ini, tata caranya pun belum kami kuasai dengan baik. Karena itu kami berprinsip untuk mematangkan dulu penguasaan kami dengan uji coba di BBI Pringtutul ini. Setelah itu, barulah akan kami sebar luaskan kepada petani ikan di Kebumen," ujar Musrianto.
Dalam uji coba budidaya lele dengan sistem biofolk tahap 1 selama 60 hari sejak Maret 2018 lalu, dilakukan pemeliharaan 16 ribu ekor benih lele pada 8 bak fiberglas berbentuk bundar. Ternyata dihasilkan 12,5 kuintal lele dewasa. Sedangkan uji coba tahap 2 dengan 14 ribu ekor benih lele, dihasilkan 13,2 kwintal lele dewasa.
"Pada 2 tahap itu tingkat kematiannya sangat rendah, hanya sekitar 20 ekor saja. Sedangkan uji coba tahap 3 baru akan dimulai Agustus 2018 mendatang," ujar Musrianto.
Sebagai sebuah sistem budidaya lele berpakan organik yang hemat tempat namun memiliki produktifitas tinggi, DKP Kebumen merencanakan penerapan sistem ini kepada petani ikan Kebumen setelah uji coba tahap 3 berhasil. Diantaranya, kepada petani ikan di Desa Tanggulangin dan Tambakprogaten Kecamatan Klirong dan Jogosimo Kecamatan Petanahan.(Dwi)
