KEBUMEN KRJOGJA.com - Bekas penggalian pasir di sejumlah lokasi di Kecamatan Klirong dan Petanahan Kebumen hingga kini dibiarkan terlantar oleh para pemiliknya. Sebagian diantaranya bahkan kini merupakan genangan air yang menyerupai telaga.
"Penambangan pasir secara besar-besaran di bukit-bukit pasir di sini mulai berlangsung sekitar 10 tahun lalu. Namun ketika kandungan pasirnya habis sekitar 2 tahun lalu, pemilik lahan membiarkannya begitu saja," ungkap warga Desa Jogosimo Kecamatan Klirong Kebumen, Minggu (13/05/2018), Akiyo, tentang lubang-lubang besar bekas penggalian pasir di desanya yang dibiarkan terlantar begitu saja.
Selain di Jogosimo, penambangan pasir secara besar-besaran juga terjadi di Desa Tanggulangin Kecamatan Klirong, Desa Tegalretno, Ampelsari dan Karanggadung Kecamatan Petanahan Kebumen. Bukit-bukit pasir setinggi 15 meter hingga 20 meter di desa-desa tersebut semula merupakan perkebunan kelapa dan palawija. Sejak sekitar tahun 2010 pasirnya dieksploitasi secara besar-besaran.
"Saat penambangan pasir masih berlangsung, setiap hari puluhan truk mengangkut pasir dari lokasi penambangan. Namun setelah penambangan berhenti, lubang-lubangnya dibiarkan begitu saja. Pemiliknya pun tak ada yang memanfaatkan untuk budidaya ikan," ujar warga Desa Tegalretno, Darsun.
Sejumlah warga lain yang bermukim di sekitar lokasi penambangan mengungkapkan bahwa hingga kini belum ada upaya dari pemerintah desa setempat untuk merehabilitasi lubang-lubang bekas penambangan pasir tersebut. Hanya sebagian pemiliknya yang menanami bagian tepi 'telaga-telaga' itu dengan tanaman rumput gajah.(Dwi)Â