TEMANGGUNG, KRJOGJA.com - Warga Desa Ngropoh Kecamatan Kranggan menggelar ritual sadranan sekaligus memperingati hari jadi Kabupaten Temanggung ke 183 dan hari Pahlawan ke 2017 di Bukit Dukuh yang merupakan makam pepunden desa, Jumat (10/11/2017). Ritual tersebut sebagai wujud syukur atas segala nikmat yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa atas hasil bumi yang melimpah.
Warga juga menggelar pementasan wayang kulit, dan bebersih lingkungan yang ditandai pula dengan penanaman pohon. Warga mengusung tenong yang berisi aneka makanan seperti nasi bucu, ingkung ayam kampung, sayuran, kerupuk, tempe dan tahu bacem, buah-buahan, jajan pasar serta masih banyak lagi ragam makanan yang diolah dari hasil bumi.
Sesampai di lokasi yang dijadikan pemakaman umum, warga duduk berjajar di atas tikar. Tenong ditaruh di depan. Setelah doa selesai yang dipimpin sesepuh desa, tenong dibuka dan dibagikan pada mereka yang datang.
Kadus Dukuh Desa Ngropoh Kecamatan Kranggan, Kabul mengatakan ritual sadranan tahun ini sangat istimewa, sebab bertepatan dengan HUT Kabupaten Temanggung dan Hari Pahlawan. Pada ritual ini warga berdoa agar kehidupan warga selalu dalam rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa dan diberikan peningkatan kesejahteraan. "Leluhur warga merupakan pejuang, jadi berdoa untuk mereka," katanya.
Dia mengatakan ritual untuk menjaga tradisi leluhur dan internalisasi kearifan lokal yang kini semakin terkikis perkembangan jaman. Melalui ritual tahun ini warga berharap dan berjuang untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu jangan sampai keragaman dan kebhinekaan yang ada dijadikan alasan saling menghina satu sama lain, tetapi dijadikan sarana saling mengerti mempererat persaudaraan.
Dia mengemukakan warga sebenarnya marah dengan masih adanya pemimpin yang justru menjajah rakyatnya sendiri dengan melakukan praktek korupsi, kolusi dan nepotisme dengan terang-terangan atau tanpa malu-malu. " Kami berharap penjajahan hilang dari bumi Indonesia, terutama penjajahan dari bangsa sendiri," katanya. (Osy)