MAGELANG, KRJOGJA.com - Proses reformasi yang saat ini masih berlangsung, pada dasarnya merupakan proses menuju masyarakat yang lebih demokratis demi tercapainya tujuan dan cita-cita nasional. Namun dalam perkembangannya, tidak berjalan seperti yang diharapkan. Saat ini justru muncul krisis multi dimensi yang mengancam ideologi negara dan lunturnya sendi-sendi kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.
“Berbagai macam ancaman terhadap ideologi negara itu, yang pada akhirnya berdampak pada munculnya gaya hidup yang cenderung individualistik, serta terjadinya kemrosotan moral, mental, akhlak dan etika, yang tanpa kita sadari memicu terjadinya berbagai krisis multi dimensi,†kata Plt Sekda Eko Triyono membacakan sambutan Bupati Magelang, Zaenal Arifin pada sarasehan gerakan memperkokokh Pancasila, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika, Senin (21/08/2017).
Berbagai krisis itu diantaranya krisis Jatidiri, Ideologi, karakter dan krisis kepercayaan. “Selanjutnya untuk menghindari empat krisis tersebut, kami mengajak seluruh masyarakat untuk selalu ikut dan peduli dalam menjaga keutuhan NKRI dengan mengamalkan sila-sila dalam Pancasila dikehidupan sehari-hari serta menjaga martabat kita sebagai bangsa yang berbudaya,†pintanya.
Sementara Plt Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang, Drs Haryono dalam laporannya mengatakan, sarasehan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa mereka adalah warga NKRI yang memiliki UUD 1945, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI.Sedang peserta sarasehan sebanyak 225 orang. Diantaranya dari Forkominda dan kepala SKPD, guru PPKn SMP dan SMA, Akademisi, DHC 45, para camat dan guru-guru pendidikan agama.
“Untuk pembicaranya, kami menghadirkan Dr Hery Santoso dari pusat kajian Pancasila UGM Yogyakarta dan Sudarto dari DHC 45 Propinsi Jawa Tengah,†jelasnya. (Bag)