KEBUMEN, KRJOGJA.com - Di tengah cuaca yang kerapkali diwarnai mendung dan guyuran gerimis sejak Juli 2017, sebagian petani tembakau Kebumen  di awal Agustus 2017 mulai memasuki masa panen. Namun akibat rendahnyaÂ
kualitas tanaman tembakau, harga jualnya sangat rendah dan jauh dari  harga normal.
"Tanaman tembakau jenis onthel seluas 700 meter pesegi ini kemarin  dibeli pedagang secara borongan dengan harga sangat rendah, hanya  Rp 1,5 juta saja. Bila kualitasnya bagus bisa mencapai Rp 4 juta  sampai Rp 5 juta," ungkap petani tembakau Desa/Kecamatan Karangsambung  Kebumen, Sumarto, di lahannya, Rabu (02/08/2017).
Menurut Sumarto akibat terserang hama ulat sebagian besar daun tembakaunya berlubang-lubang dan sebagian tanaman juga mati akibat tak kuat dengan  kondisi cuaca yang seringkali turun hujan gerimis.  "Namun meskipun kualitas tanamannya kurang bagus pedagang masih mau membelinya, harus kami syukuri," jelas Sumarto yang memanen daun tembakaunya dalam usia tanaman 100 hari.
Selain akibat cuaca yang tak menguntungkan tanaman tembakau, menurut petani tembakau Karangsambung lainnya, Latif, rendahnya harga tembakau kali ini juga disebabkan kuatnya dominasi pedagang dalam menentukanÂ
harga tembakau di Karangsambung. (Dwi)