KEBUMEN (KRjogja.com) - Puluhan hektar lahan tebu di  sejumlah desa pesisir Kebumen di Kecamatan Mirit,  Ambal dan Buluspesantren, sekitar 5 bulan lamanya  terendam air.Â
Selain petani gagal panen secara tepat waktu, rendaman air sejak Desember 2016 hingga  minggu pertama Mei 2017 itu juga menurunkan kualitas batangnya yang merupakan bahan baku pembuatan gula  tebu.
"Rendaman air selama 5 bulan itu jelas menurunkan kadar gula dalam batangnya. Namun kami  belum bisa memastikan tingkat penurunan kadar gulanya, karena belum berkoordinasi dengan pabrik gula untuk  uji laboratoriumnya," ujar petani tebu Desa/Kecamatan  Mirit Kebumen, Sardi, di lahannya, Kamis (11/05/2017).
Dia menjelaskan genangan air dalam tempo berbulan-bulan itu juga menyebabkan secara fisik daun dan batang tebu terlihat layu dan kurang segar sebagaimana daun dan batang tebu yang normal. Kondisi ini dampak dari tingginya curah hujan di  kawasan pesisir Kebumen sejak Desember 2016 hingga Februari 2017 lalu.Â
"Hanya tanaman tebu yang mampu bertahan hidup di lahan genangan itu. Sedangkan berbagai jenis tanaman  sayur, buah dan palawija seperti pepaya, cabai, tomat, singkong, ubi jalar dan lainnya sudah mati setelah seminggu terendam air," jelas Sardi. (Dwi)