KEBUMEN, KRJOGJA.com - Munculnya kejadian luar biasa (KLB) Leptospirosis di Kebumen mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kebumen mulai menggencarkan sosialisasi tentang  pentingnya penggunaan pelindung saat beraktifitas di lahan berair dan banyak sampahnya.
"Lokasi sosialisasi kami utamakan desa-desa yang  terjangkiti kasus Leptospirosis. Materi sosialisasi adalah tentang perlunya penggunaan pelindung demi keselamatan  kerja bagi pekerja di lahan berair dan banyak sampahnya,"  ujar Kasi Pengendalian Pencemaran Lingkungan Dinas PerumahanÂ
Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Hidup Kebumen, Alfia Dianita
Zulfa, di ruang kerjanya, Rabu (29/03/2017).
Menurut Alfia, berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kebumen mayoritas penderita adalah petani. Sedangkan sawah  adalah lahan berair yang menjadi salah satu sumber penularan Leptospirosis.Karena itu, perlunya aktifitas di sawah  menggunakan pelindung seperti alas kaki.
"Dinas kami juga memiliki puluhan petugas kebersihan yang  setiap hari berkutat dengan sampah, khususnya di TPA  (Tempat Pembuangan Akhir) sampah. Kepada mereka ini kami  akan mengharuskan penggunaan sepatu bots,sarung tangan dan  masker saat bekerja sebagai pencegahan tertular bakteri  Leptospira," jelas Alfia. (Dwi)