PURWOREJO (KRjogja.com) - Sebagian peternak Kambing Kaligesing di Kabupaten Purworejo belum memahami bagaimana cara menangani ternak yang sakit. Mereka juga tidak mengetahui secara detail kambing yang terserang penyakit berbahaya seperti antraks.
Penyakit antraks termasuk jenis yang asing bagi masyarakat pembudidaya kambing di Purworejo. "Kami belum pernah menemukan hewan sakit sampai mati mendadak, seperti kena antraks. Sepanjang sejarah kambing di Kaligesing, tidak pernah ada penyakit seperti itu," ungkap Toto Sugiharto, Bendahara DPP Perkumpulan Peternak Kambing Kaligesing Nasional (Perkkanas), menjawab pertanyaan KRjogja.com, Minggu (5/2/2017).
Menurutnya, kondisi tersebut menyebabkan peternak kurang memahami gejala dan mengetahui penanganan apbila ada ternak sakit. Kebiasaan peternak akan mengundang mantri kesehatan ternak untuk mengobati, bahkan sebagian memilih menjualnya dengan harga murah.
Padahal berdasar informasi yang diperoleh, kata Toto, bakteri antraks dapat menular kepada manusia apabila terjadi kontak dengan kulit yang luka. "Kalau kambing sakit pasti dipegang-pegang pemiliknya, jika penyakit biasa tidak masalah, kalau itu antraks kami khawatir juga," tuturnya.
Perkkanas menggelar pelatihan dan sosialisasi bahaya antraks dengan peserta 60 peternak di Aula Gunungkelir Cipta Mandiri Desa Donorejo Kaligesing. Sosialisasi mendatangkan dokter hewan Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan (DP2KP) Kabupaten Purworejo.
"Tujuan kami memberi pencerahan kepada peternak, pertama agar mereka paham dan selanjutnya tidak panik menghadapi isu antraks yang terjadi di Kulonprogo," ucapnya.
Sosialisasi, katanya, mendesak dilakukan mengingat wilayah Kaligesing masuk daerah risiko tinggi penularan antraks. Antraks ditemukan menyerang ternak di Desa Purwosari Kecamatan Girimulyo Kulonprogo yang berjarak kurang lebih empat kilometer dari Kaligesing. Lalu lintas ternak antarkabupaten juga tinggi karena ada aktivitas Pasar Hewan Pandanrejo. (Jas)