PURWOREJO (KRjogja.com) - Warga Desa Sudimoro Kecamatan/Kabupaten Purworejo mulai kehabisan dana operasional untuk memecah sejumlah batu sisa longsor di sungai desa itu. Tersisa tiga batu raksasa yang harus dipecah karena berpotensi menyumbat aliran air apabila terjadi banjir dan megancam rumah di sekitar sungai.
Warga telah menghabiskan dana kurang lebih Rp 5 juta untuk pekerjaan itu sejak bencana tanah longsor menimpa Sudimoro, 18 Juni 2016. "Uang untuk membayar tenaga khusus pemecah batu. Sekarang dananya hampir habis dan kami berharap bantuan berbagai pihak," kata Naryo, warga Sudimoro, kepada KRjogja.com, Senin (25/7/2016).
Dana tersebut dihimpun dari sumbangan masyarakat yang prihatin dengan bencana tanah longsor di Sudimoro, Donorati dan Karangrejo. Warga juga setempat memasang kotak kardus di tepi jalan dan berharap bantuan dari pengendara yang melintasi desa itu.
Menurutnya, pemecahan batu tidak bisa dilakukan warga karena dikhawatirkan tidak akan selesai. Total tujuh baru berukuran raksasa terbawa banjir bandang dan berhenti di hulu jembatan Sudimoro. Empat batu berhasil dipecah para tukang dalam waktu setengah bulan. "Target kami sisa batu dipecah dalam dua minggu, pekerjaan itu jadi prioritas mengingat hujan masih turun dan kami khawatir terjadi bencana susulan," tegasnya.
Alat berat, lanjutnya, tidak bisa digunakan untuk menyingkirkan batu karena ukurannya besar dan tertimbun dalam tanah. "Harus dilakukan manual, alat berat tidak mampu. Untuk memudahkan, para tukang membakar batu. Rencananya batu pecahan akan dimanfaatkan untuk isian bronjong kawat," tuturnya.(Jas)