MAGELANG (KRjogja.com) - Para pedagang di Candi Borobudur mengeluhkan kinerja pengelola Taman Wisata Candi Borobudur. Mereka menilai, pengelola tidak tegas dalam menyikapi maraknya pedagang liar yang berjualan di jalur keluar wisatawan, saat libur Lebaran tahun ini. Hal itu terjadi, karena omzet para pedagang yang berjualan di sentra kerajinan dan makanan candi Borobudur mengalami penurunan hingga 50 persen lebih.
"Libur Lebaran tahun ini kami justru mengalami penurunan hingga 50 persen lebih. Jika per hari bisa mendapat Rp 1 juta, namun Lebaran saat ini menurun hanya mendapat Rp 200 ribu saja. Hal ini karena ulah pedagang yang berjualan di jalur keluar para wisatawan," kata Anik, salah satu pedagang pakaian kepada KRjogja.com, Senin (11/07/2016).
Pedagang yang berjualan di jalur keluar wisatawan sudah sejak hari pertama Lebaran hingga kemarin. Padahal, semua pedagang mestinya berjualan di satu lokasi yang sama yaitu sentra kerajinan dan makanan Borobudur, sebelah Museum Kapal.
Terdapat berbagai jenis pedagang yang berjualan di jalur tersebut. Seperti pedagang pakaian, makanan, mainan, souvenir dan lainya. "Sebagian besar wisatawan yang masuk ke sentra kerajinan dan makanan borobudur otomatis sudah belanja disana (jalur keluar). Kami berharap, mereka yang berjualan di jalur keluar wisatawan bisa masuk kembali di sentra kerajinan dan makanan," imbuh Warkim (46), pedagang lainnya.
Sementara itu, Kepala Unit Taman Wisata Candi Borobudur Chrisnamurti Adiningrum mengatakan, mereka yang berjualan di luar sentra kerajinan dan makanan merupakan pedagang sentra itu sendiri. Ia mengaku sudah berkoordinasi dengan instansi terkait dan dalam waktu dekat, pihaknya akan menindak para pedagang. "Yang diluar zona itu pedagang yang didalam lalu keluar. Akan kami tertibkan, " katanya. (Bag)
