PURWOREJO (KRjogja.com) - Puluhan anak pengungsi di posko bencana Desa Jelok Kecamatan Kaligesing masih bingung ketika dikumpulkan di balai desa pada Selasa (21/06/2016) pagi. Mereka hanya diberitahu untuk mengikuti kegiatan permainan yang akan dihadiri Mensos Khofifah Indar Parawansa dan pemerhati anak Kak Seto Mulyadi.
Namun tawa mereka akhirnya pecah ketika Kak Seto didampingi Kak Heni mulai ambil mikrofon dan mengajak anak-anak bernyanyi serta bermain. Mereka gembira seolah lupa dengan tragedi yang baru saja menimpa keluarganya.
Kak Seto tidak hanya mengajak bernyanyi dan bermain, namun ia memperagakan keterampilannya bermain sulap. "Saya senang ikut permaianan, baru kali ini ada, kemarin tidak ada," ujar Lia, kepada KRjogja.com.
Kak Seto Mulyadi mengatakan, kegiatan tersebut merupakan bagian program trauma healing yang dilakukan Kemensos bekerjasama dengan Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI). "Kebetulan saya bisa menyempatkan waktu dan hadir di Jelok, anak-anak membutuhkan pendampingan," tuturnya.
Menurutnya, penanganan trauma bertujuan menyenangkan anak-anak. Mereka harus mendampat perlakuan khusus setelah mengalami trauma berat akibat melihat bencana alam yang menewaskan sejumlah warga.
Jika dibiarkan, trauma bawaan itu akan mengganggu perkembangan psikologi anak. "Sangat penting, bahkan nomor satu, jangan sampai dilupakan. Trauma healing tentu harus jadi bagian operasi tanggap darurat bencana," tegasnya.
Jadi perlu pendekatan psikologi, buat mereka melupakan bencana dengan bergembira. LPAI bekerjasma dengan Kemensos mendirikan trauma center di Jelok. (Jas)