Krjogja.com - Perjalanan seakan terbayar lunas karena melihat pemandangan yang menakjubkan mata di dieng, walau kondisi saat itu musim kemarau dan udara menjadi sedikit agak panas di daerah yang terkenal berudar sejuk itu.
Udara Dieng yang sejuk sudah menyapa saat melakukan perjalanan darat lewat barat arah Purworejo. Mobil lanjut menuju ke arah utara melingkari pegunungan menoreh. Ruas jalan yang dulu rusak menjadi halus dan nyaman di hati karena masih rendahnya volume kendaraan. Tidak seperti jalur Yogya Magelang yang semakin hari semakin padat bila kita melalui jalur timur arah ke Dieng Wonosobo.
Baca Juga: Kuliner Jogja Warung Pojok Mbak Yuni Bikin Ketagihan, Pembeli Harus Sabar Ngantri
Dataran tinggi Dieng memang asyik juga untuk dijelajahi. Warna coklat keemasan bukit dan gunung serta mengeringnya danau si putih dan kawah si kidang mempeson para wisatwan yang datang. Beberapa ruas jalan sedang diperbaiki untuk dilebarkan dan juga dihaluskan supaya bisa simpangan dengan kendaraan lain di kelok dan belkan bukit-bukit serta gunung yang tinggi dan tajam setiap sudut jalannya.
Dieng yang Memesona
Dieng dari dua kata ardi dan aeng berasal dari bahasa jawa kawi kuno yang berarti keindahan yang ada dataran tinggi. Memang didalamnya dan peninggalan dari situs candi yang beraliran hindu dan inilah cikal bakal nenek moyang menerima penyebaran agama Hindu di dieng yang merupakan tempat para
dewa dan dewi datang di bumi ini.
Pipa-pipa besi yang kokoh dan kuat ini bagai ular naga yang menyambut waktu masuk kawasan kawah Sikidang karena seakan di buat menjadi penanda arah kawah tersebut. Sikidang adalah kawah aktif yang bisa langsung kita nikmati pesonanya langsung dekat lewat titian jembatan kayu yang dibuat memudahkan yang senang selfie dapat langsung di tempat.
Baca Juga: Terlalu Lama Menatap Layar Ponsel Juga Bisa Berdampak pada Orang Dewasa
Membicarakan kawah di Dataran tinggi Dieng ini ada yang masih menjadi pusat perhatian yakni kawah sinila yang pernah meletus dan membuat banyak korban jiwa karena asap yang dikeluarkannya mengandung racun. Berlanjut ke Telaga Warna yang konon warnanya bisa berubah warna yang makannya dikenal sebagai telaga warna, adalah danau yang terjadi karena naiknya magma kepermukaan tanah dan berkumpulnya belerang menjadi bentuk kawah.
Warna bisa berubah hijau biru,putih dan coklat tergantung sulfur magma yang muncul berupa gas belerang yang terkena air hujan dan gelontoran air tanah di seputaran telaga warna tersebut. Perjalanan dilanjutkan ke arah selatan menuju pulau yang persis di tengah Telaga warna yang memisahkan dengan telaga pengilon di sebelah selatannya yang lebih indah savananya waktu musim penghujan kalau kita melihatnya.
Baca Juga: Fresh Graduate Siap-Siap Daftar, Ada 690 Ribu Formasi CPNS 2024
Jangan lupa oleh-olehnya
Ciri khas dari kawasan Sikidang adalah penjual Carica dan penjual belerang yang sudah di bungkus dengan plastik, dan ini bisa jadi menjadi buah tangan yang berbeda dengan yang lain. Jangan lupa juga sayuran khas kentang merah yang ada satu-satunya di daerah ini adalah buah tangan yang bisa kita bawa ke Jogja. Sayuran hijau wortel dan kubis bisa juga beli di pedagang yang ada.***