KRjogja.com - MAGELANG - Sebanyak 196 pos pengamanan (Pos Pam), Pos Pelayanan (Posyan) dan Pos Terpadu disiapkan dalam pengamanan arus mudik dan arus balik pada Hari Raya Idul Fitri 1445 H/2024 mendatang di wilayah Jawa Tengah.
Demikian antara lain dikemukakan Kapolda Jateng Irjen Pol Drs Ahmad Luthfi SH SSt MK kepada wartawan usai pertemuan lintas sektoral di Grand Artos Hotel & Convention Magelang dalam rangka menyambut Operasi Ketupat Candi 2024, Kamis (28/3/2024).
Didampingi Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Deddy Suryadi SIP MSi, Danrem 072/Pamungkas Brigjen TNI Zainul Bahar SH MSi, Wakapolda Jateng, PJU jajaran Polda Jateng maupun lainnya, Kapolda Jateng menambahkan untuk pengamanan objek wisata di bawah kendali Direktur Pam Obvit, dan Kapolres/Kapolresta sudah memetakan namanya Pos Wisata di beberapa lokasi, pos perairan, pegunungan, wisata alam dan non alam. Semuanya sudah disiapkan.
Baca Juga: Contoh Teks Khutbah Jumat Tentang Nuzulul Quran, Sejarah Turunnya Kitab Suci Umat Islam
Dikatakan Kapolda Jateng, rapat koordinasi lintas sektoral ini menindaklanjuti rapat lintas sektoral tingkat nasional yang telah dilaksanakan beberapa hari lalu.
Rapat lintas sektoral yang dilaksanakan di Hotel Artos Magelang ini diikuti seluruh Kapolres, Danrem, Dandim, Bupati maupun lainnya yang gunanya untuk menyamakan persepsi dalam rangka menghadapi Operasi Ketupat Candi 2024 dalam rangka untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berkaitan dengan arus mudik dan arus balik di wilayah Jawa Tengah.
Untuk mudik di Jawa Tengah, lanjut Kapolda Jateng, diprediksi diperkirakan hampir 193 juta warga yang akan memasuki wilayah Jawa Tengah. Puncak arus mudik di wilayah Jawa Tengah sekitar 5 April 2024 mendatang, dan terjadi ada lonjakan arus. Untuk arus baliknya 15 April 2024.
Baca Juga: Jalan-Jalan di Jateng Siap Dilintasi Pemudik Lebaran 2024
Di forum rapat koordinasi lintas sektoral juga digelar tactical floor game, baik melalui jalur tol, jalur pantura, jalur tengah dan jalur selatan-selatan.
Hal ini gunanya untuk memberikan problem solving mengatasi situasi dengan didiskusikan para pelaku anggota, sehingga semua memahami apa yang nantinya akan dilakukan. "Sehingga pada saatnya nanti, seandainya terjadi lonjakan arus, kita sudah siap," tambah Kapolda Jateng.
Menjawab pertanyaan wartawan berkaitan dengan petasan di wilayah Temanggung dan Magelang, dikatakan Kapolda Jateng bahwa petasan itu ada pidananya. Karena itu dihimbau pada saat Bulan Ramadan ini tradisi petasan harus dikikis habis lantaran tidak ada manfaatnya, justru banyak mudharatnya.
"Korban jiwa banyak. Oleh karena itu tidak usah pakai petasan," tegas Kapolda Jateng.
Dikatakan juga, masalah petasan ini terus dikembangkan agar tidak terulang. Tahun lalu korban sekitar 7-8 masyarakat, beberapa rumah juga hancur karena petasan.
Kamis kemarin sudah diminimalisir, dan diharapkan mendatang tidak ada lagi petasan. Juga diinginkan masyarakat, para tokoh, para pejabat, bupati maupun lainnya ikut serta mendidik masyarakat untuk tidak bermain-main petasan.