KRjogja.com - TEMANGGUNG - Kualitas kopi Temanggung harus dipertahankan oleh petani yang telah masuk kelas premium.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kabupaten Temanggung Joko Budi Nuryanto mengatakan untuk mempertahankan kualitas kopi Temanggung langkah yang dilakukan antara lain tidak panen hijau dan mencampurnya dengan kopi dari luar daerah.
Dia mengatakan harga kopi Temanggung tren naik, pada awal panen tahun ini harga oce kopi telah menyentuh Rp 70 ribu per kg untuk jenis robusta sedangkan Arabika telah menyentuh Rp 100 ribu per kg.
"Harga saat ini Rp75 ribu per kg untuk Robusta dan Arabika Rp 105 ribu per kg," ujarnya, disela pelatihan uji tidak rasa kopi, Selasa (25/6).
Dia mengatakan karena harga mahal kini petani di sejumlah daerah berjaga di kebun untuk mengantisipasi adanya pencurian. Penjagaan ini terutama di lahan yang berada di pinggir jalan.
"Petani meningkatkan ronda, sebab harga kopi yang tinggi akan mengundang pencurian," kata dia.
Disampaikan yang menjadi perhatian bagi petani adalah untuk tidak memanen hijau biji kopi, mencampurkan dengan kopi dari luar daerah dan pemrosesan yang asal-asalan hanya berburu lekas terjual.
"Jika ini dilakukan lambat laun akan mematikan pasar kopi Temanggung yang telah masuk kualitas premium. Raihan ini telah lama dirintis dengan susah payah, " kata dia.
Dikemukakan luas lahan kopi arabika sekitar 2000 hektare dan robusta hampir 12.000 hektare, yang pada Juli panen.
Pj Bupati Temanggung Hary Agung Prabowo mengatakan harga kopi naik disebabkan berbagai faktor seperti panen di sejumlah negara penghasil yang berkurang, seperti Vietnam dan Brazil.
"Adanya peningkatan harga ini diharapkan meningkatkan kesejahteraan," kata dia.
Dia mengemukakan berbagai upaya pemda dalam pendampingan petani untuk peningkatan kualitas kopi dan pendapatan petani, seperti memberikan bantuan sarpras, pupuk dan pelatihan pengolahan kopi.
"Kami berharap petani pertahankan kualitas jangan berburu terjual, " katanya. (Osy)