Krjogja.com - TEMANGGUNG - Kidung doa dipanjatkan umat buddha ada tradisi Ullambana, di Klenteng Hok Tek Tong Parakan, Temanggung, Rabu (14/8/2024).
Tradisi Ullambana, sebelumnya telah sekitar 20 tahun absen digelar di klenteng tertua yang terletak di lereng Sumbing dan Sindoro tersebut.
Tak ayal, begitu ada informasi akan digelar, ritual untuk mengirim doa pada arwah leluhur siang itu, umat antusias untuk ikut.
Tidak hanya dari Temanggung, sejumlah warga yang punya leluhur di Parakan pun ikut. Mereka dari seumlah kota di Indonesia, bahkan ada yang dari Guangzau Tiongkok.
Baca Juga: Rekomendasi Turun, NasDem Kota Jogja Resmi Usung Heroe-Supena
Ulambana sendiri merupakan hari suci umat Buddhis yang dilakukan mulai tanggal pertama hingga ke-15 bulan 7 penanggalan Imlek sebagai ungkapan balas budi kepada orang tua dan para leluhur keluarga.
Bikkhu Nyanaprathama mengatakan tujuan tradisi Ullambana sebagai ungkapan balas budi kepada orang tua dan para leluhur keluarga.
Bikkhu dari sangha Agung Indonesia itu menjelaskan pada tradisi tersebut selain membaca parita suci, prosesi ibadah juga dilengkapi dengan makanan dan minuman.
"Harapan dapat dilimpahkan kepada orangtua serta leluhur yang telah meninggal dan terlahir di alam menderita, sehingga dapat terlahir di alam bahagia dan terbebas dari penderitaan," kata dia.
Baca Juga: Walikota Dua Periode Ikut Dilantik, Anggota DPRD Salatiga 2024-2029 Didominasi Wajah Baru
Dia mengatakan bagi umat Buddha makna Ullambana adalah hari semua anak-anak mempraktikkan rasa hormat dan kasih padaorang tua, yang sekarang, pada masa lampau dan masa depan.
"Kita sebagai manusia itu baru disebut lengkap dengan kemanusiaannya, jadi bulan tujuh ini diingatkan untuk dasar budi, untuk disadarkan untuk bagaimana berterima kasih dan berbalas budi, demikian mungkin dilakukan upacara pada siang hari ini," kata dia.
Dia berharap dengan tradisi tersebut menjadikan umat buddha tidak kehilangan jati diri, yakni dengan terus menjaga dan mengingat karya dan warisan para leluhur.
Ketua penyelenggara Jimmy Sugiarto mengatakan tradisi ullambana digelar terakhir sekitar tahun 2005. Hingga kemudian sepakat kembali digelar pada 2024. "Kami sampaikan pada umat adanya rencana Ullambana, dan mereka menyambut antisias, " kata dia.(*)