Krjogja.com, TEMANGGUNG - Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Temanggung Ahmad Sholeh mengatakan menjadi keprihatinan mendasar dari FKUB terkait pilar peradaban yang saat ini bermasalah.
"Ketika pilar ini bermasalah maka peradaban akan bermasalah. Maka kami berkeinginan, sesuai dengan kapasitas masing-masing mari kembalikan pilar peradaban, terutama di Temanggung sehingga Temanggung tidak hanya rukun tetapi damai, " kata Ahmad Sholeh, Kamis (30/10).
Baca Juga: Kaukus Perempuan Berdaya, Berjuang Lewat Gerakan Politik di Parlemen
Dia menyampaikan itu ditemui di sela Ngobrol Kebangsaan dan Peradaban dengan tokoh ormas tokoh, lintas agama, mahasiswa dan guru, bertajuk bersama Forkopimda untuk Temanggung yang Damai dan Rukun, yang digelar FKUB.
Ketua FKUB Ahmad Sholeh mengatakan FKUB sangat berharap di Temanggung antara ormas, tokoh agama dan politik tidak ada sekat dalam membicarakan permasalahan yang dihadapi.
"Sehingga bicaranya adalah bicara roh kebangsaan dan roh agama bukan bicara bangsa dan agama," katanya.
Baca Juga: Kuliah Umum STIKes Akbidyo. Hindari Ketergantungan, Posisikan AI Jadi Alat Bantu
Bupati Temanggung Agus Setyawan mendorong dialog dalam mendiskusikan berbagai masalah kemasyarakatan dan kebangsaan, meski cara-cara aksi di jalanan diperbolehkan berdasarkan regulasi.
"Saya mendorong untuk berdiskusi, acara ini sekaligus membicarakan permasalahan agar Temanggung damai dan rukun," kata dia.
Dia mengatakan Temanggung sebagai miniatur Indonesia, masyarakat hidup dengan rukun dan damai. Dalam kehidupan bermasyarakat, bergotong-royong dan punya kearifan lokal yang dijunjung serta dilestarikan.
"Di Satu dusun ada yang warganya menganut berbagai agama dan kepercayaan, mereka hidup rukun dan damai," ujarnya. (Osy)