kedu

Melalui Sadranan, Warga Demangan Kirim Doa Buat Leluhur

Jumat, 10 Maret 2023 | 19:24 WIB
warga Dusun Demangan menggelar ritual sadran Demangan di komplek pemakaman setempat Jumat 10/3/2023)

Krjogja.com - TEMANGGUNG - Sinar mentari mulai terik ketika dua ribu warga mengikuti ritual sadranan di makam Kiai Demang di Dusun Demangan, Desa Candimulyo, Kecamatan Kedu Temanggung, Jumat (10/3/2022).


Mereka tidak hanya warga setempat, tetapi juga warga luar dusun. Umumnya adalah yang memiliki leluhur yang dimakamkan di komplek pemakaman tersebut. Ritual terbagi dalam beberapa tahap.


Pertama pada waktu awal dhuha yang ditandai dengan doa bersama dipimpin tokoh agama. Doa ini berupa mengirim doa pada leluhur serta memintakan ampunan mereka. Usai berdoa warga menyantap sesajen jajan pasar dan aneka snack tradisional bersama.


Tahap kedua, ritual pada akhir dhuha, yakni sekitar pukul 10.30 WIB dengan makan bersama di komplek leluhur. Sebelumya digelar doa bersama berupa meminta ampun atas dosa-dosa warga, bersyukur atas segala nikmat dan ditambah kesejahteraan serta terbebas dari mara bahaya.


[crosslink_1]


Siangnya, dijadwal warga Dusun Demangan menggelar ruwat sengkolo lewat gelaran wayang kulit, yang sekaligus media syiar Islam dan penyampaian pesan-pesan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.


Juru kunci makam Kyai Demang Romidi mengatakan ritual sadranan tahun ini lebih ramai bahkan jika dibanding sebelum pandemi Covid-19. Warga luar daerah pulang untuk menggelar ritual sadran. "Kami berkirim doa dan memintakan ampunan leluhur atas dosa-dosa yang dikerjakan. Kami juga bersyukur atas nikmat yang diberikan Tuhan serta berdoa kehidupan semakin baik,"kata Romidi.


Disampaikan tradisi sadranan itu digelar untuk membersihkan hati dan ucapan syukur warga dalam menghadapi bulan suci Ramadhan.


Dikatakan sadranan digelar pada Jumat Kliwon bulan ruwah, penanggalan Jawa. Jika pada Ruwah tidak ada hari Jumat Kliwon, maka nyadran akan dilakukan pada bulan Rajab.


Sebuah tradisi dari masakan yang disajikan pada ritual ini, katanya seluruh makanan yang disajikan tidak boleh dicicipi. Tiap even sadranan ada ratusan ayam jantan dipotong untuk dimasak ingkung untuk sajian di makam. "Kami percaya, bahwa apabila sampai melanggar hal itu, maka musibah akan muncul,” katanya.


Seorang warga, Heru Prayitno (42) mengatakan menjadi kewajiban warga Demangan dan mereka yang mempunyai leluhur yang dimakamkan di dusun tersebut untuk ikut ritual. Sadranan adalah ajang silaturahmi, mendoakan orang tua dan nenek moyang yang telah meninggal, dan bergotong royong membersihkan lingkungan perkampungan.


Dikatakan, sadranan menjadi magnet yang melebihi Idul Fitri. Pada sadranan mempunyai daya emosional yang sangat erat. Makanya yang merantau diusahakan pulang untuk sadranan, namun saat Idul Fitri bisa jadi tidak pulang.


Wakil Bupati Temanggung Heri Ibnu Wibowo mengatakan pemerintah Kabupaten Temanggung sangat mendukung kegiatan ritual adat dan keagamaan seperti sadranan Demangan. "Sadranan banyak digelar sebagai even budaya dan adat, dengan even ini ditanamkan dan dilestarikan kearifan lokal,"kata dia.


Dia mengatakan sadranan juga meningkatkan perputaran roda ekonomi setempat, yang diharapkan berdampak pada peningkatan perekonomian warga. (Osy)

Tags

Terkini

Ribuan Kendaraan Kena Tilang ETLE, Ini Pelanggarannya

Sabtu, 20 Desember 2025 | 19:10 WIB

Ratusan Wisatawan Wonosobo Banjiri Pantai Dewaruci

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:50 WIB

Pendaki Gunung untuk Perhatikan Prakiraan Cuaca BMKG

Senin, 15 Desember 2025 | 10:55 WIB

Purworejo Luncurkan Gerakan Sekolah Cerdas Bermedia

Jumat, 12 Desember 2025 | 15:10 WIB