TEMANGGUNG, KRJOGJA.com - Rencana uji coba pembuatan sumur pantek di Desa Selosabrang, Kecamatan Bejen dan Desa Lempuyang wilayah Kecamatan Candiroto dianggarkan separuh dari kebutuhan di APBD Kabupaten Temanggung 2020. Sisanya akan dicukupi dengan swadaya masyarakat.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dintanpangan), Kabupaten Temanggung, Harnani Imtikhamdari mengatakan pembuatan satu unit sumur pantek dengan kedalaman sekitar 50 meter memerlukan anggaran sekitar Rp 75 juta. Dana tersebut antara lain untuk membeli peralatan dan tes geolistrik. "Dana yang ada adalah Rp 40 juta per unit. Sebenarnya perlu tes geolistrik, tapi saat ini belum akan dilakukan," kata Harnani, Rabu (13/11).
Dikatakan sumur pantek diperlukan untuk mengairi lahan persawahan di musim kemarau, karena lahan pertanian di daerah itu tidak masuk pada irigasi primer, karenanya masuk lahan tadah hujan. Sumur pantek adalah sumur bor yang dibangun di tengah sawah guna mengairi lahan pertanian di sekelilingnya.
Dikatakan dana dari APBDÂ hanya mampu untuk beli peralatannya saja. Jadi nanti ada sebagian yang dibiayai swadaya oleh masyarakat. Penggunaan sumur pantek untuk mengairi sawah, katanya, selama ini dilakukan petani tadah hujan di Kabupaten Klaten, Sragen, dan Karanganyar.Â
Melalui sumur itu, areal sawah tadah hujan di daerah tersebut bisa diberdayakan lagi saat kemarau sehingga tetap produktif. Sumur pantek yang baik seperti di Sregan, satu sumur pantek bisa mengairi hingga lima hektare sawah.
Keberadaan sumur pantek di Temanggung, terangnya juga tidak jauh beda manfaatnya, sehingga petani tetap berproduksi dengan mengolah lahan. "Semoga tahun depan bisa dianggarkan dana lebih banyak untuk sumur pantek di sejumlah desa yang juga membutuhkan," katanya. (Osy)