KEBUMEN, KRJOGJA.com - Masih kencangnya tiupan angin timur di perairan laut Kebumen menyebabkan para petani melon dan semangka di kawasan pesisir Kecamatan Ambal, Mirit dan Buluspesantren Kebumen harus 'menyembunyikan' tanaman melon dan semangka mereka di balik gumuk pasir.
"Selain kencang, tiupan angin timur juga mengandung kadar garam yang tinggi. Angin seperti itu akan merusak tanaman melon dan semangka kami," jelas petani melon dan semangka Desa Ambalresmi Kecamatan Ambal Kebumen, Tugiran, di lahannya, Minggu (13/08/2017).
Menurut Tugiran, tiupan angin timur beresiko tinggi bagi petani bila menanam melon dan semangka di hamparan lahan tepi pantai yang terbuka dan tak dihalangi oleh gumuk pasir.
"Karena itu, dalam musim tanam kali ini tak ada petani di desa kami yang berani menanam melon dan semangka di hamparan tepi pantai yang terbuka. Penanaman melon dan semangka hanya dilakukan di balik gumuk pasir saja,"ujar Tugiran.
Penanaman melon dan semangka di balik gumuk pasir saat ini juga dilakukan oleh sejumlah petani di Desa Wiromartan dan Lembupurwo Kecamatan Mirit.
"Di atas gumuk pasir yang sudah ditumbuhi banyak pohon cemara laut juga sangat menguntungkan, karena tanaman melon dan semangka menjadi semakin terlindungi dari hembusan angin timur," ujar petani semangka Wiromartan, Yusri.
Selain upaya melindungi tanaman melon dan semangka dari serangan angin timur, menurut Tugiran dan Yusri penanaman melon dan semangka di bulan Agustus 2017 yang sudah memasuki kemarau, juga penuh tantangan.
"Tantangan menanam kedua tanaman ini di musim kemarau adalah merajalelanya hama kutu putih dan ulat yang menyerang daun. Karena itu, dalam perawatannnya kami harus benar-benar serius mengawasi tanamannya dan melakukan pembasmian kedua hama itu agar tak gagal panen," jelas Tugiran.(Dwi)