PURWOREJO, KRJOGJA.com - Masyarakat sepuluh desa di Kabupaten Purworejo membentuk Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat memfasilitasi pembentukan dengan mengadakan sosialisasi dan pelatihan.
Sepuluh desa tersebut terdiri atas Sudimoro Kecamatan Purworejo, Tangkisan Bayan, Wonorejo Kulon Butuh, Kedungpoh Loano, Bendungan Grabag, Dadirejo Bagelen, Prumben Gebang, Cacaban Lor Bener, Jelok dan Somongari di Kaligesing. "Rangkaian sosialisasi dan pelatihan selesai, terakhir di Tangkisan. Kini mereka punya FPRB," kata Subiyanto, Kasi Pencegahan BPBD Purworejo mewakili Kepala Pelaksana BPBD Drs Boedi Hardjono, kepada KRJOGJA.com, Senin (24/7/2017).
Forum tersebut dibentuk sesuai dengan potensi bencana di setiap desa. Pelatihan dan sosialisasi kepada masyarakat juga disesuaikan dengan potensi kerawanannya. Sepuluh desa, katanya, rawan bencana banjir, tanah longsor dan angin puting beliung.
Jumlah desa yang memiliki FPRB di Purworejo baru 18. Padahal sedikitnya terdapat 300 desa rawan bencana di Kabupaten Purworejo. "Kami akan memprogramkan pembentukan FPRB secara bertahap," ucapnya.
Menurutnya, FPRB bertujuan mendidik masyarakat untuk mengenali potensi bencana sehingga dapat diantisipasi dampaknya. Selain itu, masyarakat dilatih untuk memiliki wawasan lebih luas tentang penanganan darurat bencana. Dalam setiap pelatihan, BPBD menghadirkan tim PMI Purworejo yang menguasai teknis pertolongan terhadap korban bencana.
Fasilitator pelatihan FPRB, Sukamsi meminta FPRB tidak dibentuk untuk keperluan seremonial semata. Masyarakat dan anggota forum relawan desa harus terus menjalin komunikasi lewat pertemuan. "Pemerintah juga harus memfasilitasi pelatihan secara kontinyu. Selain meningkatkan kemampuan, juga sarana memotivasi," tegasnya.(Jas)