PURWOREJO, KRJOGJA.com - Gugusan Bukit Menoreh di wilayah Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo menjadi incaran investor, khususnya sektor tambang. Sejumlah pengusaha mulai mengurus izin membuka lokasi pertambangan di beberapa desa, bahkan beberapa diantaranya memperoleh izin dan telah beroperasi.
Banyaknya investor dinilai menguntungkan masyarakat karena selama ini perbukitan itu dinilai tidak produktif. "Paling hanya jadi hutan rakyat yang ditanami beberapa jenis kayu. Tanah bukit yang dulu tidak ada harganya, sekarang jadi mahal," ujar Kustono, Kepala Desa Bapangsari, kepada KRJOGJA.com, Senin (22/5/2017).
Menurutnya, wilayah perbukitan itu tidak bisa untuk pertanian karena gersang dan penuh batu. Namun untuk lokasi bukit Desa Bapangsari, dinilai strategis karena berbatasan langsung dengan jalan nasional Purworejo - Yogyakarta.
Kemudahan akses itu, katanya, yang menarik minat investor menanamkan modal di sektor tambang. Faktor lain pendorong minat investor adalah rencana pembangian bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Temon Kulonprogo yang hanya berjarak beberapa kilometer dari Kecamatan Bagelen.
Masyarakat menyambut positif karena mereka akan mendapat keuntungan dengan kerjasama atau menjual tanah kepada pengusaha. Kesejahteraan akan meningkat karena sektor tersebut menjadi penyedia lapangan kerja bagi masyarakat.
"Paling untung pemilik tanah yang tidak menjual, namun kerjasama dengan pengusaha. Mereka dapat kompensasi, sekaligus akan menikmati keuntungan lagi setelah bukitnya diratakan," tuturnya.
Dikatakan, dua investor menanamkan modalnya di Bapangsari, yakni PT Cahaya Indra Laksana sektor pertambangan dengan rencana luas tanah enam hektare dan yayasan Angkasa Pura yang dikabarkan akan membangun permukiman.(Jas)