kedu

GNPF MUI Minta Pemerintah Waspadai Komunisme

Minggu, 1 Januari 2017 | 20:50 WIB

MAGELANG (KRjogja.com) - Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI Jateng dan Forsem (Forum Silaturahmi Remaja Masjid) Kota Magelang, minta pemerintah untuk mewaspadai perkembangan paham komunis dan syiah. Pasalnya, keduanya ditenggarai mulai berkembang. Bahkan bibit-bibitnya sudah mulai nampak dengan gerakan-gerakan pemecah belah NKRI dan terutama antar pemeluk Islam.

"Pemerintah harus waspada. Terutama para aparat penegak hukum. Jangan mau dipengaruhi dan terpovokasi oleh pihak-pihak yang berusaha memecah belah bangsa terutama antar sesama umat Islam. Media juga harus berimbang dalam membuat berita. Jangan berat sebelah," kata Anang Immamudin, Koordinator FAUIB Kabupaten Magelang, saat berorasi usai melaksanakan Sholad Subuh berjamaah di Masjid Agung Kauman Kota Magelang, Minggu (01/01/2017).

Hal senada KH Sihabudin, Ketua GNPF MUI Jawa Tengah. "PKI sudah dibebaskan oleh Jokowi. Indonesia sekarang sudah dekat dengan Cina, dekat dengan Syiah. Indonesia sudah banyak tenaga kerja dari Cina, negara yang dijajah oleh cina pribuminya akan diusir. Karena itu, mari kita bersatu. Jangan mau dijajah lagi," katanya.

Sedang dipilihkan Kota Magelang sebagai tempat untuk menunaikan sholat subuh berjamaah untuk pertama kalinya kemarin, karena magelang adalah tempat lahirnya para jenderal dan semoga nantinya akan lahir pemimpin besar Islam. "Magelang ada Pangeran Diponegoro yang memimpin perang diponegoro yang mengakibatkan kerugian yang sangat besar dari pihak belanda. Perlu digaris bawahi, jika musuh tidak datang dari luar saja, namun bisa datang dari dalam. Itu musuh yang berbahaya. Karena itu kita harus bersatu," jelasnya.

Sedang Ustadz Suryadi, Ketua GPNF MUI Yogyakarta mengatakan, apapun agamanya yang dicari adalah kebaikan. "Kita harus mengerti sejarah, sejarah yang harus anda ketahui adalah negara Indonesia dijajah 350 tahun lebih. Yang mengantar kita merdeka adalah para pahlawan. Kita beruntung hidup di Daerah tropis, yang banyak diperebutkan pihak asing. Jadi harus kita pertahankan itu," imbuhnya.

Orasi-orasi tersebut dilakukan usai dilaksanakan sholat subuh. Mereka melakukan orasi di alun-alun Kota Magelang, diikuti ratusan orang. Usai orasi, ditutup dengan pembacaan tuntutan dari GNPF kepada pemerintah dan diakhiri dengan merobek lambang palu arit (Simbol PKI) secara bersama-sama. (Bag)

Tags

Terkini

Ribuan Kendaraan Kena Tilang ETLE, Ini Pelanggarannya

Sabtu, 20 Desember 2025 | 19:10 WIB

Ratusan Wisatawan Wonosobo Banjiri Pantai Dewaruci

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:50 WIB

Pendaki Gunung untuk Perhatikan Prakiraan Cuaca BMKG

Senin, 15 Desember 2025 | 10:55 WIB

Purworejo Luncurkan Gerakan Sekolah Cerdas Bermedia

Jumat, 12 Desember 2025 | 15:10 WIB