MAGELANG (KRJogja.com) - Sebuah gunungan dari beberapa jenis buah dan hasil pertanian langsung menjadi rebutan warga, meskipun saat itu dalam posisi diusung untuk dibawa ke areal tanah lapang yang tidak jauh dari areal makam di tepi aliran Kali Bebeng. Hanya dalam hitungan beberapa menit, gunungan tersebut sudah ludes habis dan tinggal bagian kerangkanya.
Itulah yang mewarnai suasana merti bumi yang dilaksanakan di kawasan kaki Gunung Merapi Magelang, tepatnya di Desa Kaliurang Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang, Minggu (27/11/2016). Tidak hanya anak-anak yang ikut berebut, tetapi juga remaja dan orangtua. Seorang warga nampak gembira ketika berhasil mendapatkan beberapa buah dan sayuran seperti terong maupun lainnya.
Kepala Desa Kaliurang Kiptiyah Amd kepada KRJogja.com mengatakan puncak acara merti bumi memang dilaksanakan Minggu, setelah sebelumnya pada Sabtu (26/11/2016) dilaksanakan acara pengambilan air kehidupan, dan malam harinya dilanjutkan dengan acara mujahadah. "Dalam merti bumi ini sekaligus juga untuk memohon kepada Allah SWT agar Desa Kaliurang terjauhkan dari bencana, baik bencana Gunung Merapi maupun banjir lahar," kata Kepala Desa Kaliurang.
Merti bumi yang dimulai dari wilayah Dusun Kaliurang Lor tersebut juga sempat diwarnai dengan penyiraman air kehidupan ke beberapa jenis tanaman, diantaranya ke tanaman cabai maupun lainnya oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Magelang Drs Edy Susanto, Suharno SSos (salah satu tokoh masyarakat Desa Kaliurang) maupun lainnya.
Kirab menuju ke makam Kiai Talmisani atau Kiai Kencana yang ada di tepi aliran Kali Bebeng juga mewarnai rangkaian merti bumi, dan beberapa orang tampil dengan naik kuda pada barisan depan. Barisan Bergada Lombok Abang, Lombok Ijo maupun lainnya juga ikut kirab, demikian juga beberapa orang yang mengusung beberapa nasi tumpeng, gunungan hasil tanaman pertanian maupun lainnya. Kesenian tradisional juga mengikuti kirab.
Merti bumi ini, kata Suharno, juga untuk membangkitkan warga dalam melestarikan tradisi yang hampir punah. Tidak hanya budaya luar yang masuk ke wilayah di kawasan kaki Gunung merapi ini, tetapi budaya Jawa tetap dilestarikan. "Juga memohon kepada Allah SWT agar masyarakat Desa Kaliurang diberi kemakmuran, rezeki maupun ketabahan mengingat Desa Kaliurang ini juga masuk wilayah Kawasan Rawan Bencana (KRB) III. Bila sewaktu-waktu terjadi bencana Gunung Merapi, masyarakat sudah tanggap dan mengetahui kemana mereka akan evakuasi dan dimana mereka harus berlindung," tambahnya. (Tha)