KEBUMEN (KRjogja.com) - Cuaca yang tak bersahabat akhir-akhir ini, yaitu berupa tingginya curah hujan, berdampak pada penyusutan pasokan ternak unggas dari petani unggas di Kebumen ke pasar. Namun dampak lain dari cuaca tak bersahabat yang dirasakan oleh para pedagang ternak unggas Kebumen, yaitu berupa anjloknya harga jual yang jauh di bawah harga normal.
" Seringnya turun hujan akhir-akhir ini berdampak mengendurnya semangat para pedagang unggas untuk berkeliling ke desa-desa membeli ternak unggas dari petani unggas. Kebanyakan mereka tak mau ambil resiko untuk membawa unggas dalam kondisi cuaca yang mendung ataupun hujan, karena unggas rentan sakit," ujar pedagang ternak unggas di Pasar Unggas 'Tamanharjo' Kebumen, Sunardi, Selasa (04/10/2016).
Menurunnya pasokan unggas ke pasar tersebut menurut Sunardi berdampak target penjualan seringkali sulit tercapai. Seperti untuk hari Selasa (04/10/2016), Sunardi menargetkan mendapatkan pasokan ayam dan itik berbagai ukuran dari pedagang kelilling sebanyak 14 ribu ekor. Kemungkinan, hanya bisa tercapai sekitar 4 ribu ekor saja. Padahal ternak unggas itu harus didistribusikan kepada para relasinya di Jakarta, Bandung, Semarang dan Jogjakarta pada Selasa sore..
Di tengah keprihatinan menghadapi minimnya pasokan unggas, para pedagang di pasar tersebut ternyata harus menghadapi jatuhnya harga unggas. Ayam bukan ras atau ayam kampung pra remaja misalnya hanya dihargai Rp 15 ribu/ekor oleh pelanggan mereka, sedangkan ayam kampung remaja hanya Rp 40 ribu/ekor.
" Harga itu sangat jauh di bawah harga normal. Selisih harga saat ini dengan harga normal bisa mencapai Rp 20 ribu sampai Rp 30 ribu per ekornya. Agar tak rugi, kami pun harus membeli dari para petani unggas dan pedagang pemasok dengan harga murah pula," ujar Warno, rekan Sunardi. (Dwi)