Krjogja.com - PURWOREJO - Semangat toleransi di Desa Kemanukan, Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo diharapkan bisa menjadi percontohan bagi desa lainnya dan masyarakat secara umum. Desa ini lengkap ada lima agama dan sudah ratusan tahun masyarakatnya hidup tentram dan rukun.
Desa Kemanukan juga sudah ditetapkan menjadi Desa Toleransi oleh Pemerintah Daerah sejak tahun 2018 dan sempat mewakili Purworejo di tingkat Provinsi dalam hal kerukunan umat beragama.
Salah satu yang merasakan indahnya toleransi di Desa Kemanukan yakni Paguyuban warga Hardo Pusoro. Sudah ada ratusan tahun berkegiatan di Kemanukan tidak pernah sekalipun bermasalah dengan masyarakat, bahkan seringkali warga Kemanukan membantu dalam setiap pelaksanaan kegiatan.
"Kami (Hardo Pusoro) sebagai organisasi sudah ada 100 tahun lebih, kami diterima dengan baik dan semua berjalan alamiah, semisal kegiatan Srawung Agung yang dihadiri dari berbagai daerah selalu berjalan aman dan baik-baik saja," ucap Dewan Penasehat Hardo Pusoro, Punto Kumoro, saat acara pembukaan Srawung Agung di Pendapa Hardo Pusoro, Desa Kemanukan, Jumat (19/7/2024).
Baca Juga: Rayakan Harlah 3 FKJR Tegaskan Komitmen Jaga DIY Kondusif, Dapat Pesan Ini dari Kapolda
Menurutnya, di desa ini tidak pernah ada cerita gesekan atau konflik agama, tidak ada kisah pengusiran atau perusakan rumah ibadah, semua hidup rukun tidak mengganggu dan tidak merasa terganggu. Sebagai bentuk kecintaan Hardo Pusoro terhadap Desa Kemanukan, kerap sekali menggelar kegiatan dengan melibatkan masyarakat sekitar, bahkan pemberdayaan untuk meningkatkan perekonomian warga setempat.
Dicontohkan kegiatan rutin Srawung Agung. Kegiatan tersebut dihadiri seluruh anggota (Wargo) dari berbagai daerah, dan kali ini bertepatan dengan desa toleransi banyak rangkaian kegiatan yang melibatkan seluruh masyarakat Kemanukan, ada perlombaan, sarasehan dan pertunjukan seni budaya.
"Kami kebetulan mendapat dana dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, program ini memang sudah diharapkan sejak lama, cerita toleransi di kemanukan ini ada baiknya disebarkan, bisa diteladani di tempat lain," ujarnya.
Dalam pelaksanaannya, masyarakat sekitar dari berbagai latar belakang ikut bahu membahu membantu. Agenda pertama berupa sarasehan dengan tema desa toleransi berjalan baik. Juga ada lomba yang melibatkan masyarakat, sedikitnya ada 5 kategori anak-anak hingga dewasa. Semua dibawah payung tema toleransi.
Baca Juga: NasDem dan PAN Beri Sinyal Koalisi di Pilkada Yogya
"Kegiatan akan ditutup dengan pertunjukan seni budaya, sajian utamanya ketoprak, oleh warga sini sendiri (Kemanukan). Kegiatan melibatkan masyarakat desa tanpa melihat latar belakang agama dan yang lain," imbuhnya.
Kepala Bidang (Kabid) Poldagri Ormas, Badan Kesatuan Bangsa Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Purworejo, Ahmadi S memberikan apresiasi atas toleransi yang sudah berjalan di desa Kemanukan. "Ini luar biasa, kegiatan dengan tema Membingkai Harmoni Dalam Keberagaman berkolaborasi dengan Pemdes dan ini adalah tonggak. Desa toleransi pertama di Purworejo ya Desa Kemanukan ini, dan nanti akan berimbas ke desa lain. Toleransi antar umat beragama dan kepercayaan ini terjalin dengan harmonis disini," katanya.
Agama di desa Kemanukan lengkap, ada Islam, Hindu, Budha, Kristen, Katholik juga Hardo Pusoro. "Seperti yang disampaikan semua tokoh agama disini memang benar-benar berjalan baik sekali, rukun damai saling menghormati, kemasyarakatan dan kebudayaan masing-masing bisa seiring sejalan," tandasnya. (*-5)