KRjogja.com, TEMANGGUNG - Langit mendung, dan gerimis mulai turun saat Brigadir Kepala (Bripka) Agung Sutrisno menyambangi kandang ternak sapi milik Budi Utomo di Dusun Sojayan RT 3 RW 2 Desa Campursari Kecamatan Bulu Temanggung, Sabtu (11/1).
Pagi itu Kepala Unit Pembinaan masyarakat (Binmas) Polsek Bulu bersama Brigadir Endro Sasongko, Bhabinkamtibmas setempat lakukan edukasi terkait keamanan ternak dan bahaya penyakit mulut dan kuku (PMK).
Bersama keduanya, Kades Suroto dan kadus setempat yang juga ikut memberikan pemahaman akan pentingnya mencegah PMK dan pengobatan bagi ternak yang terpapar. Dengan sabar mereka memberi pemahaman.
Di kandang, Bribka Agung Sutrisno menyampaikan pentingnya bagi peternak untuk mengenali PMK sebab meski tidak menular pada manusia, ternak yang terpapar PMK bisa merugikan peternak.
"Kondisi kesehatan ternak bisa menurun yang tentu harganya juga turun. Sehingga peternak harus mampu mendeteksi dan segera diobati," kata Agung.
Agung mengatakan pada petani yang menemukan ternaknya diduga terkena PMK untuk segera menyampaikan pada pemerintah desa, atau penyuluh pertanian agar dapat diambil tindakan segera.
Dia menerangkan keterlibatan Bhabinkamtibmas dalam penanganan PMK sesuai dengan perintah Kapolda Jawa Tengah. Kepolisian tidak pada pengobatan namun bersama dengan otoritas kesehatan hewan setempat untuk lakukan edukasi, mendata ternak yang terpapar, selain tugas utama dibidang kondusifitas keamanan dan ketertiban.
Dikemukakan sejauh ini di wilayah tugasnya tidak ada ternak yang terpapar PMK. Kecamatan Bulu termasuk zona hijau, meski begitu di kecamatan tetangga telah ada sapi yang terpapar. Kewaspadaan akan PMK perlu dilakukan oleh peternak dengan lakukan bio scurity untuk mencegah terpapar PMK.
Kades Suroto mengatakan sangat berterimakasih dengan edukasi yang disampaikan jajaran Polsek Bulu, sehingga jika nanti ada ternak yang terpapar sudah tahu apa yang harus dikerjakan untuk penanganan.
Dia mengatakan di desanya ada sejumlah peternak baik kambing, domba dan sapi. Mereka telah dilakukan edukasi terkait PMK dan kini akan disegarkan kembali, sehingga di desanya yang sampai saat ini tidak ada kasus PMK dapat terus bertahan.
"Tidak ada kasus PMK di Desa Campursari, harapan tidak ada kasusnya. Jika ditemukan akan segera diobati. Peternak tahu apa yang harus dilakukan," kata dia.
Seorang peternak Budi Utomo mengatakan telah memelihara ternak sapi dalam beberapa tahun terakhir. Kini dirinya memelihara 2 ekor sapi betina yang keduanya bunting sekitar 2 bulan.
"Saya sangat menjaga ternak, jangan sampai terpapar PMK, sebab merugi jika terpapar, apalagi saat ini sedang bunting," kata dia.
Dia menyampaikan keamanan kandang sangat dijaga baik dari pencuri maupun dari virus, makanya sangat dijaga. "Kemarin telah ada pemeriksaan dari petugas, ternak sehat tidak terpapar PMK, sehingga akan sangat dijaga," kata dia. (Osy)