KRjogja.com - MAGELANG - Badan Geologi ESDM menetapkan Gunung Merapi pada level III atau siaga. Otoritas tersebut belum menurunkan status gunung di perbatasan Yogyakarta - Jawa Tengah itu.
Laporan aktivitas pada Jumat 18 Juli 2025, periode 00:00 - 06:00 WIB, Gunung Api Merapi teramati 3 kali guguran lava ke arah Kali Krasak dengan jarak luncur maksimum 1800 meter.
Pengamatan visual Gunung api berketinggian 2968 dpl itu terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-III.
Baca Juga: Benarkah Jokowi Gabung PSI?
Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis tinggi sekitar 50 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga berawan, angin tenang ke arah timur.
Pengamatan kegempaan sebagaimana dilaporkan Yulianto, terjadi 21 kali gempa guguran dengan amplitudo 2-15 mm dan lama gempa 45.34-131.57 detik.
Terjadi 41 kali gempa Hybrid/Fase Banyak dengan amplitudo 2-19 mm, S-P 0.8 detik dan lama gempa 8-15.11 detik dan 3 kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 12-131 mm, dan lama gempa 8.45-12.89 detik.
Badan ESDM menyampaikan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Baca Juga: Hari Ini Presiden Bakal Luncurkan Tema dan Logo HUT ke-80 Indonesia
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Awanpanas guguran potensi terjadi seiring dengan suplai magma yang masih berlangsung. Awan panas ini dalam daerah potensi bahaya.
Maka itu masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awanpanas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Masyarakat juga agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi. Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali. (Osy)