kedu

Wilujengan Pasar Kliwon Temanggung, Persembahan Dua Gunungan Ludes Diperebutkan

Kamis, 24 Juli 2025 | 15:50 WIB
Wilujengan pasar Kliwon Temanggung



TEMANGGUNG (KRjogja.com) - Pedagang dan tukang parkir di Pasar Kliwon Temanggung gelar wilujengan sebagai wujud syukur atas nikmat yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa dan berdoa agar diberikan  limpahan rizki, kenyamanan dan ketenangan dalam beraktivitas di pasar tersebut, Kamis (24/7).

Wilujengan diawali dengan kirab gunungan dan tumpeng mengelilingi pasar tersebut. Mulai dari depan pasar, menyusuri sejumlah jalan protokol melalui depan kantor Setda setempat dan kembali ke pasar. Bupati Temanggung Agus Setyawan ikut berjalan kaki dalam iring-iringan tersebut.

Tidak hanya pedagang, keluarganya pun turut, seperti anak-cucu, suami dan istri. Mereka berpakaian tradisional. Sejumlah andong dipersiapkan untuk mengangkut anak-anak atau peserta yang tidak kuat menempuh perjalanan arak-arakan itu. Setelah didoakan di depan pasar Kliwon, gunungan dan tumpeng diperebutkan warga.

Sesepuh pedagang Pasar Kliwon, Sarmu  mengatakan wilujengan pasar Kliwon sebagai wujud syukur pada Tuhan Yang Maha Esa, atas nikmat yang terlimpah selama ini.

"Kami pedagang masih bisa berdagang di tengah himpitan ekonomi, " kata dia.

Dia mengatakan harapan kedepan pasar Kliwon menjadi lebih ramai, dan hilangnya kecemburuan yang ada selama ini, yakni ramainya pasar pagi tetapi pedagang di dalam sepi. Semoga penataan yang akan dilakukan bisa membuat pasar ramai.

Bupati Temanggung Agus Setyawan mengemukakan apresiasi besar pedagang pasar Kliwon yang pada kondisi perekonomian yang tidak baik bisa berbahagia dan menggelar Wilujengan. "Ini sangat luar biasa, untuk beraktivitas di pasar Kliwon Temanggung," kata dia.

Dia menyampaikan pesan pada pedagang pasar pagi untuk segera menyelesaikan aktivitas perdagangan di depan pasar Kliwon. Sebab, berdasar perda, jam tujuh mereka harus sudah bergeser.

"Pemerintah telah memberikan kesempatan untuk melakukan transaksi jual beli," kata dia.

Dia mengatakan setelah jam tujuh, pedagang di pasar dalam akan mulai berakivitas berdagang, menjemput rizki. Jika pedagang pagi tetap berdagang, maka pedagang di pasar dalam menjadi sepi, karena pembeli memilih membeli pada pedagang di depan pasar.  

Disampaikan parkiran yang digunakan parkir pengunjung pasar untuk tidak digunakan parkir mobil untuk berdagang. Harapannya semua bisa tertib dan kedepan betul-betul  semuanya bisa merasakan. "Semuanya punya hak untuk mencari rizki, tetapi aturan ditegakkan demi keadilan, demi semuanya," kata dia sembari mengatakan melakukan pendekatan persuasif untuk mengetuk kesadaran.

Pada ASN, Agus mengatakan untuk meramaikan pasar dengan setidaknya dua minggu sekali berbelanja atau bertransaksi di pasar tradisional. (Osy)

Tags

Terkini

Ribuan Kendaraan Kena Tilang ETLE, Ini Pelanggarannya

Sabtu, 20 Desember 2025 | 19:10 WIB

Ratusan Wisatawan Wonosobo Banjiri Pantai Dewaruci

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:50 WIB

Pendaki Gunung untuk Perhatikan Prakiraan Cuaca BMKG

Senin, 15 Desember 2025 | 10:55 WIB

Purworejo Luncurkan Gerakan Sekolah Cerdas Bermedia

Jumat, 12 Desember 2025 | 15:10 WIB