TEMANGGUNG (KRjogja.com) – Aksi demonstrasi di depan Gedung DPRD Temanggung, Senin (1/9/2025), berujung ricuh. Aparat kepolisian terpaksa menembakkan gas air mata setelah massa melakukan pelemparan botol dan batu ke arah petugas. Akibat insiden ini, 35 orang termasuk seorang anggota Brimob terluka dan harus mendapat perawatan di rumah sakit.
Aksi dimulai pukul 14.00 WIB ketika massa berkumpul di sekitar alun-alun lalu bergerak menuju DPRD. Baru berjalan sekitar 10 menit, kericuhan pecah setelah peserta aksi melempar botol air mineral ke arah aparat yang berjaga. Polisi membalas dengan tembakan gas air mata.
Situasi makin memanas sekitar pukul 15.10 WIB usai azan Asar berkumandang. Massa kembali melempari petugas dengan botol dan batu, bahkan sempat membakar ban bekas. Polisi kemudian menembakkan gas air mata secara masif hingga massa bubar ke gang perkampungan dan sebagian masuk ke masjid untuk beribadah.
Gas air mata sempat mengenai dinding depan Masjid Darussalam hingga keramik pecah dan jatuh. Beruntung tidak ada jemaah yang menjadi korban.
Dandim 0706 Temanggung Letkol Hermawan Adi Nugroho sempat naik ke mobil komando untuk menenangkan massa. “Silakan melanjutkan aksi, namun harus tertib dan tetap menjaga kondusivitas,” ujarnya.
Sementara itu, Kapolres Temanggung AKBP Rully Thomas menegaskan kepolisian tetap mengawal aksi penyampaian aspirasi namun menindak tegas tindakan anarkis. Polisi juga mengamankan belasan orang yang diduga sebagai provokator.
Bupati Temanggung Agus Setyawan menyatakan tuntutan massa akan diteruskan ke pemerintah pusat. Sedangkan Ketua DPRD Yunianto menegaskan pentingnya menjaga kondusivitas dalam menyampaikan aspirasi.
Dari sisi kesehatan, Wakil Bupati Nadia Muna menyebut ada 35 korban yang dilarikan ke rumah sakit. Rinciannya, 17 dirawat di RSUD, 15 di PMI, dan 3 di RS Gunung Sawo. “Sebagian besar korban mengalami sesak napas akibat gas air mata dan luka jatuh saat berlarian. Kondisi mereka sudah membaik,” terangnya.