Krjogja.com - TEMANGGUNG - Hujan yang mengguyur tidak menyurutkan komunitas pedagang Pasar Legi Parakan Temanggung dalam menggelar umbul doa wilujengan satu abad pasar tersebut, Sabtu (8/11)
Wilujengan pasar yang dibangun 1925 itu dilangsungkan di depan pasar, dengan dihadiri Bupati Agus Setyawan, Ketua DPRD Yunianto, sejumlah pejabat dan tokoh setemat.
Baca Juga: SMPN 16 Yogya Ultah 42 Tahun, Walikota: Harus Jadi Unggulannya Yogyakarta
Rangkaian prosesi yakni drama kolosal yang dimainkan pedagang dan pengelola pasar dilanjutkan doa bersama dan diakhiri kirab 100 tumpeng serta tiga gunungan.
Tiga gunungan itu disusun dari hasil bumi dan dagangan. Warga yang telah lama menunggu langsung memperebutkan, begitu sampai di depan panggung kehormatan.
Bupati Temanggung Agus Setyawan mengatakan harapan pedagang tetap bersemangat jualan dan pasar tradisional tidak tergerus walaupun di bombardir pasar modern.
Baca Juga: 3 Link Live Streaming Tottenham Hotspur vs Manchester United Liga Inggris 2025
"Dengan kebersamaan antara pemkab, masyarakat dan pedagang harapannya pasar tetap lestari," kata Agus.
Dia mengatakaan pasar tidak hanya menjadi tempat bertemunya antara pembeli dan penjual dalam jual beli, tetap pasar menjadi tempat berkumpulnya banyak orang dari berbagai macam latar belakang.
"Pasar Lagi Parakan dapat menjadi tool model, pasar yang bersih nyaman di Kabupaten Temanggung," kata Agus.
Kepala Unit pelaksana teknis daerah (UPTD) Pasar Legi Parakan Hepi Tatak Purwantoro mengatakan selaku pengelola pasar berharap dengan wilujengan pasar menjadi tambah ramai, diminati masyarakat dalam berbelanja.
"Kami terus berinovasi dalam pelayanan pada warga pembeli," kata Agus.
Dikatakan Pasar Legi Parakan merupakan pasar tradisional yang menjadi percontohan dalam pengelolaan terutama dalam berbelanja.
"Pasar Legi merupakan pasar tradisional tetapi pengelolaannya terasa di pasar modern, seperti pembeli bisa membayar dengan Qris, atau bisa diakses melalui market place," kata Agus.