Pahami dan Bahagiakan Lansia Wujudkan Keluarga Sejahtera

Photo Author
- Minggu, 19 Juli 2020 | 09:40 WIB
dok
dok

JAKARTA, KRJOGJA.com - Berdasarkan data statistik penduduk lansia (BPS 2019), jumlah penduduk lansia yaitu 23,4 juta jiwa atau 9,6 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia terus mengalami perkembangan setiap tahunnya. Menurut data BPS 2019, penduduk lansia di Indonesia sebesar 25,64 juta jiwa (9,60 persen) dari populasi penduduk.

Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia sedang berada dalam masa transisi menuju ageing population (penuaan penduduk). Meningkatnya rata-rata Usia Harapan Hidup (UHH) menjadi 73,4 tahun (laki-laki 71,49 tahun dan perempuan 75,27 tahun), menunjukkan bahwa derajat kesehatan penduduk Indonesia semakin membaik.

Menurut WHO, pra lansia memiliki batasan usia 45-59 tahun. Pada usia tersebut, seseorang harus mulai mempersiapkan diri menuju lansia. Oleh karena itu, dibutuhkan persiapan bagi pralansia untuk menghadapi masa lansia nanti untuk menjadi Lansia Tangguh yang sehat, aktif, mandiri, produktif dan bermartabat. Data BPS (2019) menunjukkan angka kesakitan penduduk lansia masih sebesar 26,20%. Disabilitas pada lansia terjadi akibat bertambahnya usia atau kondisi-kondisi tertentu (penyakit, kecelakaan, trauma, dsb). Seiring dengan bertambahnya usia, angka disabilitas cenderung meningkat. Banyaknya penyakit yang diderita (multi patologis) dan meningkatnya kecenderungan disabilitas pada lansia, merupakan indikasi dibutuhkannya Perawatan Jangka Panjang (PJP).

Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo, SP.OG (K) menyampaikan “Problem Psikologis lansia yang dapat menyebabkan stres, depresi dan psikoas/schizophrenia dapat disebabkan oleh kondisi sosial lansia, kesepian, sakit, dan ekonomi lemah. Selain itu, permasalahan kesehatan reproduksi lansia akan mengalami menopouse pada wanita dimana terjadi penurunan hormon ekstrogen yang ditandai rasa lemah, hot flashes, perubahan suasana hati, insomnia. Serta, pada lelaki disebut andropouse yaitu penurunan fungsi hormon endrogen, ditandai dengan pernurunan libido, kurang tenaga, penurunan kekuatan otot, sedih dan marah tanpa sebab, penurunan ereksi dan mudah mengantuk”, jelas Hasto.

Hasto melanjutkan bahwa perlu adanya kemampuan dalam manajemen Stress sehingga kehidupan keluarga yang bahagia dan seimbang dapat diwujudkan. “Cintai orangtuamu. Kita terlalu sibuk tumbuh dewasa, kita lupa bahwa mereka juga tumbuh semakin tua.Daya tahan fisik yang semakin lemah, keterbatasan terhadap sumber daya ekonomi, penurunan pengaruh dalam pengambilan keputusan, serta penurunan hubungan sosial pada lansia menyebabkan lansia lebih rentan terhadap berbagai masalah, termasuk masalah Kesehatan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Puasa Ramadan 2026 Sebentar Lagi Datang

Minggu, 19 Oktober 2025 | 12:30 WIB

Unik, Ijab Qobul di Atas Motor Kuna

Selasa, 24 Juni 2025 | 16:50 WIB
X