Pahami dan Bahagiakan Lansia Wujudkan Keluarga Sejahtera

Photo Author
- Minggu, 19 Juli 2020 | 09:40 WIB
dok
dok

Kondisi yang diinginkan bagi para lansia dapat terdiri dari The AIM SMART Elderly (Sehat, Mandiri. Aktif, Produktif), dimana menginginkan semua lansia untuk mencapai kondisi yang sehat, tidak bergantung pada orang lain dan mandiri, selalu aktif dalam menjalankan aktivitas, dan masih tetap produktif. Akan tetapi, untuk mencapai kondisi tersebut memerlukan tantangan.

Menurut Pusdatin Kemenkes 2020, 44% Lansia Indonesia memiliki Multimorbiditas (banyak penyakit). Pada Tahun 2018 saja penyakit yang menyerang para lansia 63,5% Hipertensi, 53,6% Gangguan Gigi, 18% Arthritis, 17% Gangguan Oral, 5,7% Diabetes Melitus, 4,5% Jantung Koroner, 4,4% Stroke, 0,8% Gagal Ginjal, 0,4% Kanker.

Menurut Dosen divisi Geriatri departemen Ilmu Penyakit dalam FKUI-RSCM sekaligus Kepala Bidang I Perhimpunan Gerontologi Medik (PERGEMI), Prof. Dr. dr. Siti Setiati, SpPD-K Ger.,M.Epid, FINASIM selain berbagai penyakit tersebut terdapat suatu kondisi yang disebut sarkopenia dan Frailty “Kondisi Sarkopenia merupakan penurunan massa otot, kekuatan otot, dan performa fisik seperti kecepatan berjalan, kekuatan genggan tangan. Serta kondisi Frailty merupakan istilah baru tetapi lima tahun belakangan ini banyak sekali dibahas, yaitu dimana suatu kondisi klinis seseorang yang memiliki kerentanan untuk mengalami ketergantungn dan atau kematian ketika ada stresor/stress. Stress pada orang tua bisa sampai pada kondisi depresi juga. Stresor pun terdiri dari psikologis yaitu ada keluarga yang meninggal dunia, dan stresor fisik karena infeksi akut” ungkapnya.

Menteri Perikanan dan Kelautan Periode 2014-2019 Susi Pudjiastuti pun memberikan pengalaman dalam merawat orang tua yang sudah lansia “Kebetulan orang tua saya menderita diabetes, maka sangat susah sekali untuk diberikan obat, kadang suka diumpetin dikolong kasur agar obatnya gak diminum karena jumlahnya yang banyak, pada akhirnya saya mempelajari tentang diabetes, dan mencari dokter lainnya yang dimana dokter tersebut hanya memberikan dua obat saja serta memberi saran, kalau gula darahnya menurun tidak usah diberikan obat setiap saat, mulai dari situ saya merubah pola dari taking care of everything, take care of every single food diganti dengan konsumsi makanan yang sehat dan sesuai penderita diabetes serta rajin mengajak jalan-jalan” terang Susi

Lanjutnya Susi mengatakan “Kalo cara saya mencari kesenangan orang tua lansia dengan membawakan oleh-oleh kesukaan beliau, membeli daster dari pasar yang warna-warni karena lansia sangat suka dengan warna, membeli cookies atau permen sesuai penderita diabetes yang bisa diberikan ketika sedang marah. Selain itu, kita coba berkomunikasi dengan lebih akrab, buat komunitas bagi orang tua lansia kita bisa dengan arisan, membuat makanan bersama-sama, membagikan makanan ke anak-anak, membawa orang tua ke pasar dengan ditemani suster atau keluarga lainnya” tutur Susi. (Ati)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Puasa Ramadan 2026 Sebentar Lagi Datang

Minggu, 19 Oktober 2025 | 12:30 WIB

Unik, Ijab Qobul di Atas Motor Kuna

Selasa, 24 Juni 2025 | 16:50 WIB
X