Tak dimungkiri, ada beberapa orang yang menganggap ini sebagai sebuah kemalasan dan membuang-buang waktu. Di Belanda sendiri, Hamming mengatakan bahwa dulu perilaku ini dianggap sebagai kemalasan atau kebalikan dari aspek produktif.
Namun, saat tingkat stres akibat pekerjaan dan aktivitas padat mulai meningkat di seluruh dunia dan menyebabkan banyak masalah kesehatan, niksen mulai dilirik sebagai cara ampuh untuk perangi stres.
"Semua orang mencari jalan kembali untuk menikmati hidup dan rekoneksi dengan dirinya," kata Eve Ekman, direktur pelatihan di Greater Good Science Center di University of California, Berkeley.
Ekman mengungkapkan bahwa niksen punya banyak manfaat, misalnya memperlambat emosional, mengurangi kecemasan. Sedangkan untuk fisik, niksen dianggap bisa melambatkan laju penuaan dan memperkuat imun tubuh untuk melawan flu.
Tak hanya itu, Veenhoven mengatakan kalau niksen akan membantu orang menemukan ide baru. Bahkan ketika menerapkan 'niks' atau tak melakukan apa-apa, otak manusia masih memproses informasi dan dapat menggunakan kekuatan yang ada untuk memecahkan masalah yang tertunda. Pada akhirnya akan meningkatkan kreativitas.
"Kita harus punya waktu untuk santai dan relaksasi bisa dikombinasikan dengan aktivitas yang mudah, misalnya merajut," kata Vennhoven.
"Salah satu dari aspek 'seni hidup' adalah menemukan cara santai yang paling cocok untuk Anda sendiri. Anda akan menemukan perilaku mana yang paling efektif untuk Anda setelah mencoba banyak cara."