LEBARAN tidak lama lagi akan segera tiba. Momen ini dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat terutama yang tinggal dan mencari penghidupan di kota-kota besar untuk mudik ke tempat asal. Mudik secara etimologis berasal dari kata ‘udik’ yang berarti ‘dusun’, ‘desa’, atau ‘kampung’. Mudik adalah kegiatan untuk kembali ke kampung halaman, desa. Mudik dan lebaran merupakan dua hal yang sudah saling melekat, tak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Meski sudah ditemukan berbagai teknologi komunikasi seperti telepon genggam, berbagai situs jejaring sosial seperti facebook, twitter dan aplikasi pesan instant seperti WhatsApp, Line, WeChat dan Kakao Talk pada smartphone (telepon pintar), namun tetap tidak dapat menggantikan kesakralan ritual tahunan mudik lebaran masyarakat Indonesia.
Seiring dengan banyaknya jumlah pemudik meninggalkan rumah mengakibatkan terjadinya kekosongan yang cukup signifikan diperkotaan. Tak jarang kekosongan ini dimanfaatkan oleh pelaku tindak kejahatan untuk menyasar rumah-rumah kosong yang ditinggalkan oleh penghuninya. Selain tindak kejahatan, ancaman lain yang menghantui rumah-rumah kosong adalah kebakaran rumah akibat kebocoran gas atau konsleting listrik. Hal ini lah yang membuat pemudik merasa was-was dan tidak nyaman untuk meninggalkan rumah. Namun ancaman-ancaman tersebut dapat dihindari dengan beberapa tindakan preventif berikut ini:Â
1. Titipkan rumah pada orang yang dipercaya. Titipkan rumah pada kerabat atau tetangga yang tidak mudik. Mintalah untuk sesekali menengok rumah. Sebelum pergi, jangan lupa untuk berpamitan pada ketua RT/RW atau keamanan setempat. Beritahukan sampai kapan akan kembali dan berikan nomer telepon genggam yang dapat dihubungi apabila terjadi hal-hal darurat.
2. Hindari hal-hal yang dapat menunjukkan rumah sedang dalam keadaan kosong agar tidak menarik perhatian pelaku kejahatan. Misal, pertama jika berlangganan koran atau majalah, mintalah agar tidak dikirim selama mudik lebaran. Selain mubazir tidak ada yang membaca, koran atau majalah yang menumpuk menandakan rumah dalam keadaan kosong. Kedua, usahakan setidaknya bagian depan rumah selalu dalam keadaan bersih, bisa dengan meminta bantuan kerabat atau tetangga untuk sesekali membersihkan agar tidak terkesan tidak berpenghuni. Ketiga, mintalah bantuan kerabat atau tetangga yang tidak mudik untuk menyalakan dan mematikan lampu atau memberi makan hewan peliharaan, jika ada. Jika tidak ingin merepotkan, titipkan hewan peliharaan ditempat penitipan hewan. Keempat, letakkan beberapa sandal didepan pintu untuk mengecoh orang-orang yang berniat jahat.
3. Kunci semua pintu dan jendela. Sebelum meninggalkan rumah pastikan semua pintu dan jendela dalam keadaan terkunci. Bila perlu pasang pengamanan rangkap pada bagian yang sering menjadi incaran penjahat seperti lemari, kamar tidur dan pintu bagian belakang. Jangan meninggalkan kunci penting seperti kunci motor, mobil dan lemari di rumah. Selain itu, hindari kebiasaan meletakkan kunci cadangan dibawah pot, dibawah keset, karpet atau ditempat lain yang mudah dijangkau oleh penjahat. Pada pintu bagian depan, usahakan tidak menggunakan gembok yang mencolok. Gembok yang terlihat dari luar akan menarik perhatian penjahat, karena pintu yang tergembok menandakan rumah dalam keadaan kosong.
4. Pasang alarm keamanan dan kamera pengintai (CCTV). Bila diperlukan, pasang alarm keamanan dan kamera pengintai dibeberapa titik rawan kejahatan dirumah seperti halaman, ruang tamu dan kamar tidur.
5. Cabut listrik dan gas untuk meminimalisir resiko kebakaran. Untuk menghindari resiko kebakaran akibat kenaikan daya yang menyebabkan konsleting listrik, matikan semua perangkat elektronik yang tidak diperlukan, cabut kabel dari stop kontak. Jangan lupa mencabut selang regulator dari tabung gas dan kompor untuk menghindari kebocoran gas.