Pentingnya Kolaborasi Multisektor untuk Peningkatan Kualitas Layanan Pengembangan Anak Usia Dini

Photo Author
- Kamis, 27 Juni 2024 | 19:27 WIB
(Istimewa)
(Istimewa)


KRjogja.com - JAKARTA – Pengembangan usia dini memiliki peran strategis terhadap tumbuh kembang anak di masa depan. Dengan memberikan stimulasi dan pengalaman belajar yang positif sejak usia dini terutama di usia 0 hingga 3 tahun, kita akan membangun fondasi yang kuat untuk perkembangan kognitif, sosial, emosional, dan bahasa anak. Otak anak di usia 3 tahun berkembang mencapai sekitar 80% dari otak orang dewasa.

Begitu pentingnya pengembangan bagi anak di usia tersebut, mendorong berbagai pihak untuk berkontribusi di dalamnya. Lebih dari 500 peserta dari 48 negara hadir di Konferensi Regional Asia-Pasifik tentang Perkembangan Anak Usia Dini (Early Childhood Development) 2024 yang diadakan oleh Asia-Pacific Regional Network for Early Childhood (ARNEC) di Penang (Malaysia) pada 27-30 Mei 2024 lalu. Tema konferensi yang diangkat adalah “Berinvestasi dalam Perkembangan Anak Usia Dini: Sebuah jalur yang efektif untuk membangun ketahanan dan meningkatkan pembangunan berkelanjutan”.

Turut menghadiri konferensi tersebut wakil dari Indonesia termasuk Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional / Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN / Bappenas), Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Otoritas Ibu Kota Nasional (OIKN), Koalisi PAUD HI, Tanoto Foundation, dan para penggiat di bidang pengembangan dan pendidikan anak usia dini di Indonesia.

Baca Juga: Seto Nurdiyantoro Ungkap Niat Kembalikan PSIM ke Kasta Tertinggi Setelah 17 Tahun

Dalam kesempatan berbicara sebagai narasumber di panel sesi hari pertama, Eddy Henry, Head of Policy & Advocacy Tanoto Foundation, menyampaikan pentingnya layanan stimulasi di samping layanan kesehatan dan gizi bagi anak usia dini terutama di usia 0-3 tahun untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal sesuai dengan usianya, dan pentingnya dilakukan konvergensi layanan, yaitu layanan kesehatan, pembinaan keluarga balita, layanan pendidikan anak usia dini dan layanan sosial.

Eddy menjelaskan bahwa program Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD) di Indonesia telah mendapatkan perhatian pemerintah dengan terbitnya Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 60 tahun 2013. Perpres tersebut mengatur bahwa layanan PAUD harus diberikan secara holistik dan integratif, yang mencakup pendidikan, kesehatan, nutrisi, keselamatan & keamanan, dan aspek pengasuhan. Dalam pelaksanaannya, beberapa kementerian dan lembaga negara sudah menjalankan berbagai program layanan yang mencakup pengembangan dan pendidikan anak usia dini seperti Posyandu, Bina Keluarga Balita (BKB), Pendidikan Anak Usia Dini dan Program Keluarga Harapan (PKH).

Untuk mendukung program-program pemerintah tersebut, berbagai lembaga non-pemerintah, pihak swasta dan filantropi juga melakukan berbagai inisiatif dan inovasi. “Untuk melengkapi layanan yang dijalankan di Posyandu dan BKB yang biasanya diadakan sekali dalam sebulan, kami merintis suatu program kerjasama dengan pemerintah daerah dan masyarakat dengan mendirikan sebuah pusat layanan pengasuhan dan stimulasi usia dini yang disebut Rumah Anak SIGAP. Sentra yang dibuka minimal lima hari dalam seminggu ini bisa memberikan layanan pengembangan anak usia dini yang berkualitas lebih sering dan intensif,” sebut Eddy.

Dalam praktik di lapangan, sering ditemui kader Posyandu dan kader BKB adalah orang yang sama. Mereka anggota masyarakat yang paling aktif, kebanyakan perempuan. Oleh karena itu pelatihan yang efektif akan memungkinkan pekerja garis depan ini memiliki pengetahuan yang cukup baik tentang pengembangan anak usia dini yang mencakup aspek kesehatan, gizi, stimulasi, keselamatan dan keamanan, serta pengasuhan yang reponsif.

Baca Juga: Saksikan Tari Kecak Kolaborasi dengan Jazz, Hanya di More Than Jazz Art Vol 4

“Dalam program Rumah Anak SIGAP, kami bekerja dengan para pekerja garis depan dan melatih mereka untuk menjadi fasilitator,” kata Eddy. Pemberdayaan dan peningkatan kapasitas kader sebagai fasilitator tentunya akan berdampak positif bagi peningkatan layanan yang mereka berikan pada saat kegiatan layanan Posyandu ataupun BKB.

Program Pengembangan Anak Usia Dini Yang Terintegrasi

Di Indonesia, layanan pengembangan dan pendidikan anak usia dini terus dijalankan oleh pemerintah. Bila dilihat dari sisi cakupan layanan yang menjangkau jumlah anak di bawah tiga tahun, maka tiga program pemerintah yang paling besar adalah Posyandu, BKB dan KB/TPA.

Menurut Eddy, agar program-program tersebut bisa berjalan lebih maksimal, ada beberapa hal yang perlu dilakukan.

Pertama, program-program layanan pengembangan dan pendidikan anak usia dini perlu dikembangkan menjadi program yang lebih terintegrasi dan terstruktur. Misalnya layanan BKB dapat dilakukan bersamaan dengan layanan Posyandu. Orangtua yang bisa belajar tentang pengasuhan dan anak bisa mendapatkan stimulasi sambil bermain selama menunggu giliran untuk penimbangan. Sebaliknya, anak yang dideteksi mengalami keterlambatan perkembangan dapat dirujuk ke layanan konseling kesehatan dan gizi. Dengan demikian keluarga dengan anak usia dini bisa mendapatkan layanan kesehatan, gizi dan stimulasi di hari yang sama.

BKKBN mengelola perekrutan, pelatihan, distribusi alat dan mainan, pemantauan dan evaluasi, dokumentasi, hingga peningkatan keterampilan para kader BKB. Sementara Kementerian Kesehatan akan terus fokus melakukan hal yang sama untuk aspek kesehatan dan gizi kepada para kader Posyandu. Koordinasi yang baik, termasuk berbagi informasi dan pembelajaran silang, akan berdampak positif bagi tumbuh kembang anak dan kesejahteraan keluarganya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Puasa Ramadan 2026 Sebentar Lagi Datang

Minggu, 19 Oktober 2025 | 12:30 WIB

Unik, Ijab Qobul di Atas Motor Kuna

Selasa, 24 Juni 2025 | 16:50 WIB
X