Neraca Perdagangan Surplus, Nilai Ekspor DIY Turun Sebaliknya Impor Naik

Photo Author
- Minggu, 21 Januari 2024 | 14:21 WIB
 Ilustrasi (Dok.)
Ilustrasi (Dok.)

Krjogja.com - YOGYA - Nilai ekspor DIY pada November 2023 mencapai US$39,0 juta, turun 0,26 persen dibanding bulan sebelumnya, sebaliknya impor mencapai US$15,3 juta yang naik 34,21 persen dibanding bulan sebelumnya.

Neraca perdagangan DIY November 2023 mengalami surplus US$23,7 juta, tetapi lebih rendah dibanding periode sama tahun sebelumnya yang mencatat surplus US$30,2 juta.

"Nilai ekspor DIY pada November 2023 mencapai US$39,0 juta atau turun 0,26 persen dibanding Oktober 2023. Dibanding November 2022 nilai ekspor turun sebesar 8,88 persen. Secara kumulatif, nilai ekspor DIY pada Januari-November 2023 mencapai US$425,4 juta atau turun 19,49 persen dibanding periode yang sama tahun 2022" tutur Kepala BPS DIY Herum Fajarwati di Yogyakarta, Minggu (21/1/2024).

Baca Juga: 442 Atlet Jalani Tes Fisik di Puslatda PON KONI DIY

Herum menyampaikan ekspor terbesar adalah ke Amerika Serikat (AS) US$15,6 juta, disusul Jerman US$3,2 juta dan Jepang US$2,9 juta. Kontribusi ketiganya mencapai 55,64 persen.

Sementara ekspor ke Uni Eropa US$8,6 juta dan ASEAN US$1,1 juta. Penurunan terbesar ekspor November 2023 terhadap Oktober 2023 terjadi pada kertas / karton US$1,0 juta. Sementara kenaikan terbesar pakaian jadi bukan rajutan tangan US$1,3 juta.

Menurut sektor, ekspor hasil pertanian November 2023 naik 33,33 persen dibanding Oktober 2023. Sedangkan, ekspor hasil industri pengolahan turun 0,52 persen. Dibanding November 2022, ekspor hasil pertanian naik 33,33 persen. Sementara ekspor hasil industri pengolahan turun 9,18 persen.

Baca Juga: Greg Hybrid Plant Show, Mengenang 'Bapak Aglonema Indonesia' Greg Hambali

"Nilai impor DIY November 2023 mencapai US$15,3 juta, naik 34,21 persen dibandingkan Oktober 2023. Sementara jika dibandingkan November 2022, nilai impor naik 21,43 persen. Secara kumulatif, nilai impor Januari-November 2023 mencapai US$119,6 juta atau turun 11,08 persen dibanding periode yang sama 2022," papar Herum.

Lebih lanjut Herum mengungkapkan tiga negara pemasok barang impor terbesar November 2023 adalah AS US$4,6 juta kemudian China US$4,5 juta dan Hongkong US$2,7 juta.

Kenaikan impor terbesar dari AS yaitu US$4,2 juta dan penurunan terbesar dari Korea Selatan US$0,5 juta. Negara pemasok barang impor terbesar selama Januari-November 2023 adalah China sebesar US$44,1 juta.

Baca Juga: Limbah Dapur Jangan Langsung Dibuang, Olah Jadi Kompos dengan 'Losida', Begini Caranya

"Tiga besar kelompok komoditas impor November 2023 adalah lokomotif dan peralatan kereta api US$3,5 juta; kain rajutan US$2,4 juta; dan filamen buatan US$1,5 juta. Kenaikan impor golongan barang terbesar November 2023 dibandingkan Oktober 2023 adalah lokomotif dan peralatan kereta api sebesar US$3,1 juta," tambahnya.

Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor November 2023 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya barang konsumsi naik 33,33 persen. Sementara bahan baku/penolong naik 20,00 persen. Sedangkan, barang modal naik 40,00 persen. (*)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Realisasi APBN Hingga November 2025 Tetap Terjaga

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:15 WIB

BMM Salurkan Bantuan untuk Penyintas Bencana di Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:20 WIB

Layanan Dan Jaringan CIMB Niaga Pada Nataru Ready

Sabtu, 13 Desember 2025 | 18:55 WIB

Mau Spin Off, CIMB Niaga Siapkan Tiga Tahapan Ini

Jumat, 12 Desember 2025 | 07:38 WIB

F30 Strategi Bisnis Baru CIMB Niaga

Kamis, 11 Desember 2025 | 18:52 WIB

Hingga 2025, Ada 146 Bank Telah DIlikuidasi LPS

Sabtu, 6 Desember 2025 | 18:00 WIB

Penyaluran BLT Kesra Sudah Mencapai 75 Persen

Jumat, 5 Desember 2025 | 19:05 WIB
X