KRjogja.com - YOGYA – Realisasi APBN pada akhir Februari 2024 terus menunjukkan kinerja prima di tengah bayang-bayang ketidakpastian kondisi perekonomian global dengan beragam risikonya yang masih sangat tinggi.
Kinerja belanja negara sampai dengan 29 Februari 2024 terealisasi sebesar Rp3,1 triliun, tumbuh signifikan 30,79% dibandingkan tahun sebelumnya pada periode yang sama atau year on year (yoy).
Kepala Kanwil DJPb DIY Agung Yulianta mengatakan.pertumbuhan ekonomi dunia yang diperkirakan lebih baik diharapkan mampu mendorong kinerja fiskal DIY. Selain itu, Pemilu mempengaruhi konsumsi rumah tangga dan pemerintah sehingga berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi daerah.
Baca Juga: Pelantikan Pejabat Diduga Melanggar, Dewan Pertanyakan Surat Izin dari Mendagri
"Kondisi APBN Januari sampai dengan Februari 2024 memiliki postur jauh lebih kuat dibandingkan Januari sampai dengan Februari tahun lalu, baik dari sisi penerimaan maupun belanja. Kondisi ekonomi global masih perlu kita waspadai. Namun di dalam negeri, ekonomi kita masih sangat baik dengan pertumbuhan ekonomi akan masih sangat kuat sampai Kuartal," kata Agung di Yogyakarta, Rabu (27/3/2024).
Agung menyampaikan hal ini dipengaruhi pertumbuhan dua komponen utama yaitu Belanja Pemerintah Pusat tumbuh 32,44% dan TKD serta Dana Desa tumbuh 29,64%. Belanja Pemerintah Pusat Rp 1,32 triliun tumbuh 32,44%.
Realisasi Belanja Pemerintah Pusat terdiri atas realisasi Belanja Pegawai Rp628,94 miliar, Belanja Barang Rp547,87 miliar dan Belanja Modal sebesar Rp143,29 miliar. Kinerja positif Belanja Barang yang naik 106,09% dipengaruhi realisasi Belanja Honor pada Satker KPU untuk pembayaran honor petugas KPPS.
Baca Juga: Wereng Batang Cokelat Ancam Ratusan Hektare Sawah
"Dukungan APBN kepada APBD melalui Transfer ke Daerah (TKD) dan Dana Desa meningkat. Sampai dengan 29 Februari 2024, realisasi penyaluran TKD dan Dana Desa sebesar Rp1,83 triliun. Tingginya kinerja TKD dan Dana Desa dipengaruhi oleh pertumbuhan positif realisasi penyaluran Dana Alokasi Umum sebesar Rp1,31 triliun. Kemudian Dana Alokasi Khusus Non Fisik tersalurkan sebesar Rp 379,04 miliar," tuturnya.
Sampai dengan 29 Februari 2024, Agung menyatakan kinerja Pendapatan Negara sebesar Rp1,65 triliun naik signifikan 54,06%. Tingginya kenaikan tersebut ditopang penerimaan perpajakan yang tumbuh 15,67% dan cukai yang dipengaruhi oleh limpahan Pita Cukai Hasil Tembakau (CK-1) Kredit tahun 2023.
PNBP juga tumbuh signifikan 442,20% yang disumbangkan oleh pendapatan BLU Pendidikan sebagai dampak perbaikan fasilitas dan kapasitas layanan.
"Penerimaan Perpajakan di DIY mengalami pertumbuhan yang signifikan dengan capaian 15,28% dari target Rp7,38 triliun. Hal tersebut ditopang penerimaan Netto PPh Non Migas yang tumbuh karena adanya kenaikan setoran PPh 21 sebesar 21,7% serta PPN dan PPnBM yang mengalami pertumbuhan positif yang disebabkan peningkatan pertumbuhan ekonomi atau konsumsi masyarakat," pungkasnya. (Ira)