KRjogja.com - JAKARTA - Penyelesaian klaim pembayaran uang nasabah BPR Karya Remaja Indramayu (KRI) oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dinilai tercepat dalam sejarah.
Total nasabah BPR KRI sebanyak 23.389 dan pembayaran klaim penjaminan simpanan sebesar Rp 337 miliar, tahap I telah dibayar sebesar Rp 127 miliar.
"LPS gerak cepat penyelesaian 5 hari untuk tahap pertama," ujar Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa, dalam jumpa pers daring dan luring, Jumat (29/9/2023).
Baca Juga: Pusat Hanya Alokasikan PPPK Formasi 32 Guru untuk Sukoharjo
Dalam jumpa pers Purbaya didampingi Wakil Ketua Dewan Komisioner Lana Soelistianingsih dan anggota Dewan Komisioner Didik Madiyono, serta Sekretaris LPS Dimas Yuliharto.
Sesuai dengan target penyelesaian klaim pembayaran nasabah BPR KRI diselesaikan secara bertahap paling lama 90 hari kerja sejak tanggal pencabutan izin usaha BPR KRI, yakni paling lambat tanggal 19 Januari 2024. Namun, secara internal LPS menargetkan pembayaran dapat selesai seluruhnya dalam waktu 30 hari ini.
"Ini termasuk pembayaran penjaminan yang tercepat sepanjang sejarah LPS, kami menyadari bahwa masih ada beberapa nasabah yang sedang menantikan pengumuman pembayaran, kami pun di LPS senantiasa bekerja keras agar nasabah bisa mendapatkan pengembalian simpanannya,” ujar Purbaya.
Baca Juga: Peringati 100 Tahun Disney, Brand Elektronik Rumah Tangga Ini Buat Seri Mickey and Friends
Menurutnya, kini LPS menjadi lembaga yang ditunggu-tunggu masyarakat. Pada masalah klaim pembayaran bahkan ada nasabah yang langsung bersujud syukur setelah mendapatkan kembali uang tabungannya.
Dalam jumpa pers, Purbaya menjelaskan mengenai hasil evaluasi dan penetapan Tingkat Bunga Penjaminan (TBP) untuk periode reguler September 2023.
Dijelaskan, penetapan tingkat bunga penjaminan saat ini merupakan penetapan periode reguler, yang dilakukan 3 kali dalam setahun di bulan Januari, Mei dan September. TBP ini berlaku untuk produk simpanan dalam Rupiah dan valuta asing (valas) di Bank Umum, serta untuk simpanan dalam Rupiah di BPR.
Baca Juga: Meminta Hujan, Warga Boyolali Gelar Kenduri Udan Dawet
Observasi dan evaluasi atas kinerja ekonomi dan perbankan menunjukkan beberapa hal sebagai berikut:
Proses pemulihan ekonomi global sepanjang tahun 2023 hingga tahun depan masih dibayangi beberapa risiko ketidakpastian, antara lain; berlanjutnya tekanan inflasi global diikuti dengan kebijakan suku bunga bank sentral global yang juga cenderung dipertahankan tinggi (higher for longer), dan dampak dari pemulihan ekonomi China yang berada di bawah ekspektasi.
Ekonomi domestik tumbuh solid ditopang sisi konsumsi dan produksi yang tetap kuat. Hal ini tercermin antara lain dari: (1) PMI manufaktur yang terus berada pada zona ekspansi, (2) inflasi yang terjaga di level yang terkendali, dan (3) indeks kepercayaan konsumen dan penjualan ritel tumbuh positif .